REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 1 Jakarta meminta dukungan atau kerja sama dari para penumpang agar sama-sama menjaga diri dan orang lain. Pernyataan itu disampaikan menyusul tersebarnya foto risiko penyebaran COVID-19 di Kereta Rel Listrik (KRL).
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa saat dihubungi Rabu (11/3) mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai manajemen KRL dan PT Raillink sebagai manajemen kereta bandara terkait antisipasi penyebaran virus corona (COVID-19). "Namanya kereta api, ini transportasi publik yang pasti ada potensi itu karena tempat orang berkumpul banyak. Apalagi berbicara mengenai KRL Jakarta-Depok-Bogor yang disebut dalam data itu," kata Eva.
Yang terpenting, kata Eva, PT KAI Daop 1, KCI dan Raillink sudah melakukan sosialisasi kepada penumpang, namun perlu adanya kerja sama dari pengguna juga."Di area transportasi publik seperti ini, upaya pencegahan perlu kerja sama dari penumpang juga yang kami lakukan dalam mengedukasi," katanya.
Edukasi masyarakat dalam upaya pencegahan itu pertama, imbauan memanfaatkan fasilitas publik di stasiun untuk membersihkan tangan seperti di toilet dan mushala. Kedua, membudayakan agar beretika dalam menggunakan transportasi publik dengan cara penggunaan masker bagi para pengguna yang sedang sakit flu atau batuk. Ketiga, mendorong kesadaran diri bagi masyarakat yang sakitnya parah untuk tidak memaksakan diri memakai transportasi publik.
Mengenai kesiapan KAI, adalah pembersihan rutin setiap hari bagi semua kereta baik kereta jarak jauh, KRL ataupun kereta bandara dengan menggunakan disinfektan dan juga mempersiapkan cairan pembersih tangan (hand sanitizer), mempersiapkan fasilitas stasiun seperti memastikan ketersediaan sabun dan air."Kami lakukan hal yang bisa dilakukan semaksimal mungkin," katanya.
Artinya, harus ada kerja sama dari pengguna untuk sama-sama menjaga diri dan orang lain. Adanya foto tersebut, Eva mengaku tidak membuat khawatir PT KAI menyebabkan turunnya jumlah penumpang. "Kami positif saja. Artinya kalau masyarakat teredukasi dengan baik, kami yakin kita sama-sama bisa saling menjaga dan bisa beraktivitas seperti biasa," kata Eva.