REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Secara umum, masyarakat Indonesia sudah cukup familiar atau mengenal kata DBD. Penyakit yang biasanya disebut Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue. Penyakit ini dikenal dengan gejalanya yang khas, diantaranya suhu tubuh yang tinggi atau demam sekaligus nyeri sendi, sakit kepala, otot, tulang, dan sakit area belakang mata.
Gejala yang sama dialami oleh seorang gadis yang bernama Siti Nurhasanah (18). Ia terserang demam tinggi sebelum akhirnya dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta Kota Pangkalpinang. Ditemui saat berkunjung ke rumah sakit, sang Ayah yang bernama Suhaimi (58) lantas bercerita mengenai sakit yang diderita anaknya.
“Sebelum dirawat di rumah sakit, anak saya beberapa hari ini mengeluh demam dan mual, selain itu dia juga terlihat lesu dan tidak bertenaga,“ ujar Suhaimi (05/03).
Tidak pernah terlintas di benaknya bahwa anaknya akan terkena demam berdarah karena gejala awal hanya seperti demam biasa hingga suatu ketika hidung anaknya mimisan. “Saya sempat khawatir melihat kondisi anak saya, secara spontan saya langsung membawanya ke rumah sakit yang terdekat,” lanjutnya.
Saat ditanyakan pengalaman atas pelayanan kesehatan yang diterima sebagai peserta JKN-KIS. Ia mengangkat ibu jarinya seraya ingin menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang diterima sangat baik.
“Selama dirawat di rumah sakit ini, saya berikan jempol untuk penanganan yang baik untuk anak saya, Siti mendapat penanganan yang intensif dari dokter dan perawat, pelayanan yang begitu baik meski kami mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan,” terang Suhaimi.
Suhaimi yang kesehariannya sebagai seorang petani di Desa Zed menyebut bahwa ia dan keluarganya hanya mengandalkan Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk biaya berobat anaknya. Ia sekeluarga merupakan peserta dari segmen Penerima Bantuan Iuran APBN yang dijamin oleh Negara. “Alhamdulilah selama perawatan anak saya di rumah sakit tidak ada kendala apapun, tidak ada biaya tambahan untuk obat dan lainnya serta pelayanannya baik,” imbuhnya.
Suhaimi berharap Program JKN-KIS tetap dan terus ada karena program pemerintah ini menjadi bukti negara hadir untuk rakyatnya. “Bersyukur karena ada program ini kesehatan kami terjamin. Saya berharap program ini tetap dan terus ada karena manfaat yang diberikan sangat dirasakan oleh pesertanya. Terima kasih untuk pemerintah dan BPJS Kesehatan yang sudah hadir untuk membantu kami,” pungkasnya.