Rabu 11 Mar 2020 18:49 WIB

Corona Berdampak Terhadap Aktivitas Kargo di Pelabuhan

Pelindo III memperketat masuknya semua kapal barang dan kapal penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,   JAKARTA – Virus corona baru atau Covid-19 memberikan dampak tersendiri untuk aktivitas kargo di pelabuhan. Corporate Secretary PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) Shanti Puruhita mengakui, aktivitas kargo mulai menurun semenjak virus  corona baru melanda.

“Ada penurunan, terutama terminal kita yang biasa menerima kunjungan kapal asing. Rata-rata di terminal turun tujuh sampai 10 persen sepanjang Januari hingga Februari 2020,” kata Shanti kepada Republika, Rabu (11/3).

Shanti mengakui, meski terjadi penurunan, pada dasarnya Pelindo II juga melakukan antisipasi penularan virus corona. Khususnya melalui aktivitas angkutan dan pengiriman kargo di pelabuhan.

“Kami memperketat masuknya semua kapal barang dan kapal penumpang ke Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Shanti.

Shanti menegaskan, saat ini, semua kapal baik yang bebendera asing maupun Indonesia yang melakasanakan pelayaran dari luar negeri wajib melakukan pemeriksaan terlebih dulu. Pemeriksaan tersebut, kata Shanti, dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) debelum diperbolehkan bersandar.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) Wilis Aji Wiranata mengatakan, penurunan aktivitas kargo yang dilayani juga menurun. Meskipun begitu, Wilis tidak mengatakan penurunan terjadi dikarenakan virus corona. Hanya saja, secara global dia mengakui aktivitas kargo dari Januari hingga Februari 2020 menurun.

“Total petikemas di Pelindo III sebanyak 844ribu teus. Ini emmang agak rendah 1,5 persen dibandingkan tahun lalu periode sama Januari hingga Februari 2020,” kata Wilis, Rabu (11/3).

Meskipun begitu, dia menilai, angka tersebut terbilang relatif hampir sama dibandingkan 2019. Sebab, kata dia, tahun ini masih berjalan dua bulan saja sehingga masih melihat perkembangnnya hingga akhir semester satu 2020. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement