REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengimbau warga tidak sembarangan menyebarkan informasi tentang isu wabah penyakit virus corona melalui media sosial yang dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
"Masalah corona ini saya ingatkan masyarakat untuk hati-hati, jangan sembarangan menyebarkan info yang belum pasti," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19, Ricky R Darajat kepada wartawan di Garut, Selasa (10/3).
Ia menuturkan, selama ini Pusat Informasi dan Kordinasi Covid-19 Pemerintah Kabupaten Garut mendapatkan informasi tentang sebaran virus, termasuk menyebutkan nama dan alamat warga yang diduga terjangkit virus di media sosial.
Padahal,informasi tentang nama dan alamat rumahnya tidak boleh disebarluaskan karena akan berdampak buruk terhadap warga atau keluarganya yang diduga terjangkit virus tersebut. "Ada yang menyebarkan warga Garut terjangkit corona, disebutin alamatnya, padahal itu tidak boleh dan belum tentu juga corona, kita sendiri masih menunggu hasilnya, mudah-mudahan hasilnya hari ini," kata Ricky.
Ia menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Garut sejak Jumat (6/3) telah melakukan rapat intensif mengantisipasi merebaknya kasus virus corona termasuk membentuk Pusat Informasi dan Koordinasi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) untuk memberikan informasi akurat dalam penanganan wabah tersebut.
Ricky mengimbau masyarakat tidak panik, dan termakan isu yang tidak benar terkait info wabah virus corona di Indonesia, khususnya di Garut. Masyarakat sebaiknya menerapkan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan tetap bersih agar terhindar dari berbagai ancaman penyakit, termasuk virus corona.
"Kami harap masyarakat tetap tenang, jangan panik, dan tetap menjaga kesehatan dan lingkungan," katanya.
Ia menyampaikan, saat ini pemerintah sedang berupaya mengatasi masalah wabah virus corona, termasuk di Garut ada laporan seorang warga yang diduga terjangkit virus tersebut sepulang dari Makau, China
Warga tersebut sudah mendapatkan penanganan medis di RSUD Garut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk mendapat penanganan medis secara intensif. "Selanjutnya pasien dirujuk ke RSHS Bandung dan mengirim hasil pemeriksaan laboratorium ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan," katanya.