REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sebanyak empat orang di Kabupaten Indramayu saat ini berstatus dalam pengawasan dan pemantauan terkait virus Corona atau Covid-19. Pemkab Indramayu pun sudah membentuk Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 yang bertugas menjadi pusat pengendali komunikasi, informasi hingga tindakan medis penanggulangan penyebaran virus itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, menyebutkan, dari empat orang itu, sebanyak satu orang berstatus dalam pengawasan dan tiga orang dalam pemantauan. Dari tiga orang yang dipantau itu, satu di antaranya sudah dinyatakan selesai. Dengan demikian, kini tinggal dua orang yang masih dalam pemantauan.
‘’Sampai saat ini tidak ada yang positif Corona di Indramayu,’’ kata Deden kepada Republika.co.id, Selasa (10/3).
Pemkab Indramayu pun sudah mengambil langkah upaya pencegahan dan penanganan virus corona.
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, mengungkapkan, dalam mengantisipasi Covid-19, pihaknya memiliki tiga strategi. Pertama, komunikasi publik, dengan membentuk crisis centre dan media centre yang berada di bawah kendali Indramayu Command Center (ICC) bertempat di Pendopo Indramayu. Saat ini, Crisis Centre memiliki hotline yang dapat dihubungi langsung oleh masyarakat untuk mengadukan dugaan covid-19 di nomor 08111333314.
''Layanan itu siap siaga selama 24 jam,'' kata Taufik.
Kedua, penanganan. Pada tahap itu, Pemkab Indramayu telah menyiapkan penanganan pasien secara khusus. Yakni, mulai dari ambulance, tenaga medis, hingga ruang isolasi yang sudah tersedia di RSUD Indramayu.
''Jika ada laporan, kita langsung jemput pasien tersebut dengan ambulance khusus,'' kata Taufik.
Ketiga, pencegahan. Hal itu dilakukan dengan terus melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok masyarakat serta menyediakan hand sanitizer di tempat umum, sekolah, dan lainnya. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan dengan tokoh-tokoh agama di Kabupaten Indramayu.
Sementara itu, di Kabupaten Cirebon, hingga Senin (9/3), terdapat 14 orang dalam pengawasan dan pemantauan terkait virus Corona. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Sedangkan sisanya merupakan WNI.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, merinci, dari 14 orang tersebut, empat orang di antaranya berstatus pengawasan dan sepuluh orang berstatus dalam pemantauan.
‘’Dari empat orang dalam pengawasan itu, dua di antaranya negatif Corona. Sisanya dua orang masih dalam pengawasan tim medis,’’ kata Enny.
Enny menjelaskan, orang yang berstatus dalam pengawasan menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit. Dua orang yang kini masih diawasi, baru dirawat sejak Ahad (8/3) sehingga belum ada hasil laboratoriumnya. Satu dari dua orang tersebut dilaporkan mengalami gejala virus corona setelah pulang dari luar negeri. Sedangkan seorang lainnya, menunjukkan gejala virus Corona setelah kontak dengan orang lain.
Sementara itu, dari sepuluh orang yang dalam pemantauan, lima di antaranya dinyatakan sudah selesai. Berbeda dengan orang yang berstatus dalam pengawasan, mereka yang berstatus dalam pemantauan tidak sampai dirawat di rumah sakit.
Orang yang berstatus dalam pemantauan hanya dilakukan penanganan di rumah mereka masing-masing. Petugas dari Dinkes dan puskesmas setempat akan datang memantau mereka selama 14 hari. Pemantauan di antaranya meliputi pengecekan suhu tubuh hingga perkembangan gejala penyakit yang mereka alami.
''Kondisi kelimanya sudah semakin baik kok,'' kata Enny.