Selasa 10 Mar 2020 16:07 WIB

Kabar Membahagiakan dari RS Persahabatan

Hasil tes terbaru dua pasien corona menunjukkan negatif.

Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3).(ilustrasi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3).(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (COVID-19) Achmad Yurianto menyampaikan beberapa perkembangan baik dari 19 kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Yakni, berkurangnya kasus seiring dengan pulihnya dua orang yang selama ini positif.

Baca Juga

"Untuk kasus 01 sampai 19, ada beberapa hal membahagiakan," kata Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/3).

Yurianto mengatakan, salah satu kabar membahagiakan adalah kasus 06, yakni seorang kru kapal Diamond Princess yang sebelumnya divonis positif terjangkit Covid-19, dan dirawat di RS Persahabatan, pada hari kelima pemeriksaan sudah menunjukkan hasil negatif. Tim kesehatan masih menunggu pemeriksaan lanjutan dua hari yang akan datang.

Apabila hasil tes tetap negatif, yang bersangkutan akan dipersilakan keluar dari rumah sakit. Namun, setelah keluar dari RS, yang bersangkutan harus melakukan isolasi diri atau menahan diri untuk tidak melakukan kontak dekat dengan siapapun untuk sementara.

"Bukan berarti tidak boleh kontak dengan siapapun boleh, tapi ditahan. Artinya dia harus menggunakan masker dan berusaha pada posisi setidaknya dua meter, kalau kita bicara self isolated," ujar Yurianto.

Kru kapal Diamond Princess tersebut juga harus melakukan pengawasan diri jika merasa ada keluhan panas, batuk atau sesak napas kembali, maka harus melaporkan kepada petugas kesehatan. Kemudian kabar baik lainnya, terdapat juga satu kasus yang juga negatif pada hari ketiga perawatan. Yurianto mengatakan, kasus tersebut merupakan kasus nomor 14.

Dia menyampaikan setelah dilakukan penelusuran, kasus 14 sudah sakit selama tiga hari di rumah sebelum dirawat di RS. Selama sakit tiga hari di rumah, yang bersangkutan merasa hanya influenza biasa, sehingga melakukan pengobatan sendiri. Baru pada hari ketiga setelahnya yang bersangkutan melaporkan ke rumah sakit.

"Untuk kasus 14 ini kita lakukan tracing, karena sudah dua tiga hari di rumah dalam keadaan sakit," kata Yurianto.

Selebihnya, yakni kasus 08 yang sebelumnya harus menggunakan selang ETT dan ventilator, kini sudah dilepas. Kasus 08 hanya perlu menggunakan sungkup oksigen.

"Secara keseluruhan perkembangan semakin bagus. Kasus-kasus lain tidak ada laporan khusus," ujar Yurianto.

Hanya saja, kata dia, tim kesehatan masih menunggu perkembangan kasus 01, yang hingga hari ke tujuh masih positif. Menurut Yurianto, kondisi fisik kasus 01 sudah bagus, namun yang bersangkutan agak tertekan dengan publikasi sebelumnya.

"Karena publikasi itu masih menghantui dia. (Dia memikirkan) ketika pulang dia diterima tetangga dan lingkungan seperti apa," kata Yurianto. Khusus untuk kasus 01, tim kesehatan turut melakukan intervensi secara psikologis guna segera memulihkan psikologis yang bersangkutan.

Pada Senin (9/3), Yurianto mengumumkan bertambahnya 13 kasus positif virus corona di Indonesia, sehingga jumlah total kasus menjadi 19 orang. Diketahui, sembilan dari 13 kasus baru corona yang diumumkan hari ini masuk ke dalam kelompok imported case.

Yurianto memerinci ke-13 kasus baru corona yang disebut sebagai kasus 7 sampai ke-19. Berdasarkan keterangan Yurianto, dapat dikelompokkan, kasus 7, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19 adalah imported case (khusus kasus 8 dan 16 akibat tertular dari kasus 7 dan 15) atau kasus yang ditemukan dari WNI atau WNA yang pulang dari luar negeri. Sementara, kasus 10, 11, 12, 13 merupakan hasil tracing dari kasus 1.

Yurianto menyebut, warga negara asing yang terinfeksi kasus ini berasal dari tiga negara. Namun, ia enggan menyebutkan lebih lanjut negara mana yang dimaksud. Seluruh kasus tersebut terkonfirmasi positif corona setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan metode PCR dan juga genome sequencing.

Ia menegaskan, pemerintah akan terus melacak dan menelusuri setiap kasus positif corona di Indonesia. Seluruh pasien tersebut saat ini tengah diisolasi baik di Jakarta maupun di luar Jakarta.

[video] Ini Alasan Utama Orang Sehat tak Boleh Pakai Masker

Tak dipungut biaya

Achmad Yurianto menegaskan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan tak memungut biaya sepeser pun dalam melakukan tes virus corona. Namun, tes corona ini hanya dapat dilakukan jika mendapatkan rujukan dari dokter.

"Saya tegaskan sekali lagi tidak ada pungutan serupiah pun dari pemeriksaan Covid-19 dan atas dasar permintaan dokter, bukan permintaan orang per orang seperti kalau kita tes golongan darah misalnya atau tes kehamilan," ujar Yurianto, Senin (9/3).

Ia menjelaskan, pemeriksaan tes corona ini tak berdasarkan dari permintaan masyarakat, namun sesuai dengan permintaan dokter. Selain itu, tes corona hanya dapat dilaksanakan di laboratorium di Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan.

"Tes corona itu tidak permintaan, tidak permintaan pasien tapi ini kepentingan pemeriksaan dokter dan tes korona hanya dilaksanakan di laboratorium yang berada di balitbangkes," ucapnya.

Pemerintah juga menyiapkan delapan rumah sakit di Jakarta untuk menangani pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Selain RSPI Sulianti Saroso dan RSUP Persahabatan yang sudah lebih dulu merawat pasien positif Covid-19, masih ada enam rumah sakit lain yakni RSUD Pasar Minggu, RS Polri Sukamto, RSAL Mintoharjo, RS Fatmawati, RSPAD Gatot Subroto, dan RSUD Tangerang.

Yurianto menyampaikan bahwa keenam rumah sakit tersebut memiliki fasilitas ruang isolasi yang digunakan untuk merawat pasien dengan penyakit infeksi. Yuri juga memastikan bahwa ketersediaan ruang isolasi untuk seluruh pasien mencukupi. Pernyataannya ini menjawab kekhawatiran sejumlah pihak bahwa pemerintah kurang siap dalam mengantisipasi ruangan perawatan bagi pasien corona yang terus bertambah.

"Di Jakarta ada delapan rumah sakit yang sudah disiapkan, jadi tidak berbicara tentang RSPI dan Persahabatan saja," jelas Yuri.

Seluruh fasilitas kesehatan yang sudah ditunjuk sebagai rujukan pasien dengan Covid-19 sudah memiliki standar yang sama dalam merawat pasien penyakit menular. Ketersediaan kamar pun disebut mencukupi. Yuri mengatakan, pasien yang kondisinya membaik dan dinyatakan negatif Covid-19 tentu akan dipindahkan ke ruang lain.

"Seperti di RSPAD tidak selamanya dia berada di ruang isolasi itu kalau kondisinya sudah baik dipindahkan ke ruang biasa," katanya.

Sebelumnya, pemerintah juga mendorong rumah sakit swasta agar siap menerima dan melakukan tindakan awal bagi pasien yang diduga terjangkit Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang memberi arahan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk melibatkan rumah sakit swasta, terutama kelas A.

Muhadjir pun mengaku sudah memantau beberapa rumah sakit tipe B dan C yang sudah melakukan simulasi penanganan pasien Covid-19. Termasuk, ujar Muhadjir, 15 rumah sakit PKU yang sudah disiapkan PP Muhammadiyah.

photo
Infografis Dua Warga Depok Positif Corona - (istimewa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement