REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan menyebut, demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu mencapai 562 kasus sejak 1 Januari 2020 hingga 9 Maret 2020. Tercatat satu warga meninggal dunia.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumsel, Muyono, mengatakan, kasus meninggal akibat DBD terjadi pada Januari 2020 di Kabupaten Musi Rawas Utara. Meski ada pasien meninggal dunia, namun kasus DBD di Kabupaten MusiWawas Utara relatif lebih rendah jika dibanding 16 kabupaten/kota lainnya di Sumsel.
"Pasien meninggal itu perempuan, umurnya sekitar 15 tahun, dia terlambat dibawa ke rumah sakit," ujarnya, Senin (9/3).
Dari 562 kasus yang tercatat hingga 9 Maret 2020, Kota Palembang terpantau paling tinggi dengan 87 kasus, kemudian Kabupaten Musi Banyuasin 77 kasus, Kabupaten Lahat 76 kasus, Muara Enim 63 kasus, Banyuasin 54 kasus, Prabumulih 54 kasus, Lubuklinggau 36 kasus, Ogan Komering Ulu Timur 31 kasus, Ogan Ilir 23 kasus, Pagaralam 19 kasus, Musi Rawas 14 kasus, Pali 11 kasus, Musi Rawas Utara 11 kasus, OganKomeringUlu Selatan 5 kasus, Ogan Komering Ilir 4 kasus, Ogan Komering Ulu dan Empat Lawang 3 kasus.
"Kota Palembang memang setiap tahunya kasus DBD selalu tinggi karena penduduknya lebih banyak dan dari sisi topografinya sangat memungkinkan perkembangbiakan nyamuk Aides Aigepti," kataMuyono
Menurut dia, jumlah 562 kasus tersebut cenderung turun jika dibandingkan pada periode yang sama Tahun 2019, yakni 687 kasus, sementara selama 2019 Dinkes Sumsel mencatat adanya 2.799 kasus DBD dengan total 16 pasien meninggal dunia. Muyono juga mengaku sempat memprediksi bahwa kasus DBD pada awal 2020 akan meningkat lantaran musim kemarau pada 2019 cukup panjang.