Senin 09 Mar 2020 20:40 WIB

Libur 2020 Ditambah Agar Pertumbuhan Ekonomi tak Melambat

Kajian pemerintah menyatakan libur panjang dapat mempengaruhi peningkatan PDB.

Sejumlah warga memadati Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta pada libur Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Kamis (6/6). Pemerintah menambah jumlah libur pada 2020. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga memadati Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta pada libur Hari Raya Idul Fitri 1440 H, Kamis (6/6). Pemerintah menambah jumlah libur pada 2020. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Dedy Darmawan Nasution

Pemerintah memutuskan menambah empat hari libur dan cuti bersama selama 2020. Dengan demikian, waktu libur dan cuti tahun ini yang awalnya hanya 20 hari bertambah menjadi 24 hari.

Baca Juga

"Pemerintah memutuskan menambah empat hari libur 2020 yang sebelumnya 20 hari menjadi 24 hari. Keputusan ini telah ditetapkan dengan surat keputusan bersama (SKB) yang ditandatangani Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Agama, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB)," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat konferensi pers usai rapat tingkat menteri (RTM) revisi hari libur nasional dan cuti bersama 2020, di Kemenko PMK, di Jakarta, Senin (9/3).

Muhadjir menyebutkan tambahan empat hari libur dan cuti bersama yang disepakati adalah tanggal 28, 29 Mei 2020 yaitu cuti bersama hari raya Idul Fitri 2020. Kemudian 21 Agustus sebagai hari cuti bersama Tahun Baru Hijriyah, kemudian 30 Oktober hari maulid Rasulullah Muhammad SAW.

"Ini merupakan keputusan rapat bersama dan ditandatangani tiga menteri," katanya.

Disinggung penambahan libur terkait meningkatnya kasus infeksi virus novel corona, Muhadjir membantahnya. Ia menegaskan penambahan hari libur ini memang sudah direncanakan sebelumnya.

"Memang sebelum ada (kasus) corona. Jadi sebelum masalah corona muncul, memang sudah ada arahan dari presiden," ujarnya.

Namun, Muhadjir mengakui, penambahan hari libur dan cuti lebaran sebanyak empat hari sebagai upaya antisipasi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Berdasarkan arahan Presiden, disampaikan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melakukan kajian yang menyatakan libur panjang dapat berpengaruh terhadap peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto)," kata Muhadjir.

Diketahui, saat ini terjadi penurunan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dari angka 5,17 persen tahun 2019 menjadi 5,02 persen tahun 2018. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh masa hari libur pada 2019 yang lebih sedikit daripada 2018. Untuk itu, dia menambahkan, pemerintah memandang perlu upaya memaksimalkan wisatawan dalam negeri, mengingat jumlah wisatawan mancanegara menurun drastis.

"Kondisi serupa juga pernah terjadi ketika peristiwa bom Bali. Kita perlu antisipasi dan upayakan yang terbaik," katanya.

Ia optimistis, penetapan hari libur dan cuti yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian nasional di aspek pariwisata, juga dalam rangka silaturahmi, saling mengenal antarmasyarakat Indonesia maka hari libur ini bisa dimanfaatkan semua pihak. Menurut Menko PMK, penambahan cuti bersama setelah hari raya juga dimaksudkan agar memudahkan dalam pengaturan arus balik mudik hari raya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyambut baik surat keputusan bersama tiga menteri terkait penambahan hari libur dan cuti bersama tahun 2020. Ia mengatakan, kebijakan itu bakal memberikan dampak positif pada kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif domestik.

Wishnutama mengatakan, penambahan hari libur nasional dan cuti bersama merupakan arahan dari Presiden Jokowi. Kebijakan itu diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian nasional yang salah satunya datang dari pergerakan wisatawan domestik.

"Pasti akan berdampak positif ke sektor pariwisata karena orang bisa memanfaatkan hari libur untuk berwisata," kata Wishnutama dalam keterangannya, Senin (9/3).

Menurutnya, karakteristik wisatawan domestik dalam merencanakan perjalanan selama ini selalu dilakukan sejak jauh hari yang disesuaikan dengan waktu liburan anak sekolah, libur nasional, serta cuti bersama. Karena itu, ia menekankan kesiapan industri dalam menyambut tingginya animo masyarakat dalam merencanakan perjalanan.

"Industri bisa lebih kreatif dalam membuat paket-paket perjalanan yang bisa jadi pilihan masyarakat, dalam hal ini wisatawan nusantara," kata dia.

Selain itu, pihaknya pun berpesan agar pemerintah daerah juga melakukan koordinasi dengan pengelola wisata serta pihak terkait lainnya terkait kesiapan destinasi. Pemerintah daerah dan pihak terkait harus dapat memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan saat di lokasi. Di sisi lain, soal kebersihan yang selama ini masih menjadi kekurangan dalam indeks pariwisata nasional wajib terus dibenahi.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah juga mengatakan, penambahan empat hari libur dan cuti bersama bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Penambahan waktu libur diyakini tidak akan mengganggu produktivitas pekerja.

“(Hari libur) tahun 2020 ini kan cuma 20 hari kemudian menjadi 24 hari. Harapan kami, pertumbuhan ekonomi nasional kita semakin baik,” ujar Ida, Senin (9/3).

Ida mengatakan, berdasarkan evaluasi sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada 2018 lebih baik ketimbang 2019 karena hari liburnya lebih lama. Karena itu, pemerintah memutuskan merevisi hari libur nasional dan cuti bersama di tahun ini dari semula 20 hari menjadi 24 hari. Selain itu, ia meyakini penambahan hari libur dan cuti bersama ini juga bisa menggiatkan masyarakat untuk mengenali Indonesia dan berdampak pada peningkatan pariwisata.

“Teman-teman yang punya usaha di bidang kuliner, industri kreatif juga memiliki dampak,” katanya.

Di satu sisi ia juga meyakini, penambahan ini tidak akan mengganggu produktivitas para pekerja. Sebab, ia mengklaim rapat koordinasi bersama Menko PMK juga dihadiri perwakilan pengusaha dari Kadin dan Asosiasi Pengusaha Indonesia. Pemerintah, kata dia, berharap tingkat produktivitas para pekerja bisa meningkat karena semangat yang baru usai liburan.

photo
Ekonomi Melambat - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement