REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Komikus dan kreator Si Juki, Faza Ibnu Ubaydillah Salman tak menampik bahwa remaja berusia 15 tahun yang membunuh balita di Jakarta Pusat, memiliki ketertarikan akan gambar kartun ataupun animasi. Namun demikian, menurut dia, animasi ataupun kartun yang dibuat oleh kreator, tak akan mampu menimbulkan hasrat negatif, bahkan keinginan untuk membunuh atau menyakiti. Hal tersebut tentunya jika sudah disesuaikan dengan audiens.
“Yang ada, orang tua (harus) mendampingi sedari kecil, atas konten apa saja yang (layak) dikonsumsi,” ujar dia ketika dihubungi Republika, Senin (9/3).
Dia menambahkan, sebagai komikus dan kreator, ada banyak pesan yang ingin disampaikan pada khalayak umum. Tetapi, dia menegaskan, setiap komikus memiliki pesan yang berbeda dalam setiap karyanya.
“Yang ingin disampaikan beda-beda pastinya,” kata dia yang biasa dipanggil Faza Meonk.
Orang tua, kata dia, harus terus berkomunikasi rutin dengan anaknya, sehingga konten yang ingin disampaikan sesuai dengan umur anaknya. Dia menyebut, komunikasi dan hubungan baik untuk menyampaikan konten dari internet, menjadi hal terpenting untuk memilah banyaknya konten yang beredar.
“Karena memang faktanya, di internet ini (kontennya) tidak ada batasan,” ungkap dia.
Faza juga mengimbau kepada kreator lainnya yang berkecimpung di dunia internet. Di mana, internet memang area bebas dalam berekspresi. Namun, ada juga karya yang memang tidak cocok untuk dikonsumsi oleh semua umur.
“Alangkah baiknya kalau kreator juga bisa bijaksana dalam membatasi aksesnya,” ujar dia.