Senin 09 Mar 2020 14:00 WIB

Identitas Dikenali, Pasien 1 dan 2 Corona Alami Depresi

Pasien 1 dan 2 masih positif corona karena imunitasnya terdampak kondisi psikologi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Warga memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3). Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut pasien kasus 1 dan kasus 2 virus corona saat ini tengah mengalami depresi karena identitas mereka yang telah tersebar di masyarakat.
Foto: Republika/Putra M Akbar
Warga memeriksakan kesehatannya di Pos Pemantauan Virus Corona RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Kamis (5/3). Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut pasien kasus 1 dan kasus 2 virus corona saat ini tengah mengalami depresi karena identitas mereka yang telah tersebar di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut pasien kasus 1 dan kasus 2 virus corona saat ini tengah mengalami depresi karena identitas mereka yang telah tersebar di masyarakat. Menurut Yuri, identitas pasien yang disebarkan ke masyarakat itupun menjadi pukulan berat secara psikologis bagi keduanya. 

Akibatnya, hasil pemeriksaan spesimen terakhir keduanya kemarin pun masih dinyatakan positif virus corona meskipun keduanya tak mengalami gejala dan keluhan apapun. "Mereka agak depresi akibat pernah mengalami hukuman sosial akibat identitas terungkap. Sekarang mereka agak tertekan dengan itu," ujar Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3). 

Yurianto menjelaskan, hasil pemeriksaan kasus 1 dan 2 masih positif karena terpengaruh oleh imunitasnya akibat kondisi psikologisnya yang tertekan dan depresi. Karena itu, pasien kasus 1 dan 2 masih harus diisolasi dan dirawat di rumah sakit.

"Ini saya katakan dari awal psikologis berpengaruh terhadap imunitas seseorang," tambah dia. 

Untuk memberikan pendampingan perawatan terhadap kedua pasien tersebut, pemerintah juga mengirimkan psikiater. Lebih lanjut, Yurianto mengatakan, pasien kasus 3 dan kasus 4 yang juga merupakan kluster Jakarta pun kemudian menekankan agar pemerintah merahasiakan identitas mereka. 

"Ada keluhan dan permintaan kemudian kita harus berkali-kali menyatakan bahwa kami memberikan garansi bahwa tidak akan mengumumkan namanya. Karena mereka takut seperti yang terjadi 1 dan 2," jelas dia.

Menurut Yurianto, kondisi pasien kasus 3 dan 4 saat ini juga semakin membaik. Begitu pula kondisi pasien kasus 5 dan kasus 6 yang juga tak mengalami keluhan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement