Ahad 08 Mar 2020 20:38 WIB

Emil Optimistis Lima Tahun Lagi Perdagangan di Jabar Digital

UMKM dan warung di Jabar digenjot kembangkan ekonomi digital.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan paparan saat menjadi pembicara pada Peluncuran Produk Virtual Terbaru Mitra Bukalapak di Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (8/3).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan paparan saat menjadi pembicara pada Peluncuran Produk Virtual Terbaru Mitra Bukalapak di Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meyakini, tiga hingga lima tahun ke depan semua jenis perdagangan di Jabar bisa dilakukan secara digital dalam jaringan (daring) alias online. Berdasarkan data salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak, hingga kini 1/3 dari jumlah 1,5 juta warung tradisional digital Mitra Bukalapak atau 500 ribu di antaranya ada di Provinsi Jabar.

Menurut Ridwan Kamil, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar kini tengah menggenjot pengembangan ekonomi digital berbasis UMKM, warung, dan pesantren. “Dan sekarang tiga basis inilah yang sudah go digital,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di acara Peluncuran Program Virtual Terbaru Mitra Bukalapak di Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (8/3).

Baca Juga

Emil yakin dalam hitungan tiga sampai lima tahun semua jenis perdagangan di Jawa Barat, skala besar maupun skala kecil dan riil seperti warung, bisa menggunakan digital.

Emil mengatakan, warung berbasis digital tidak hanya memberikan manfaat dalam transaksi jual-beli dan peningkatan pendapatan. Tapi juga bisa meningkatkan produk yang diperjualbelikan.

Pemprov Jabar, kata dia, bekerja sama dengan Bukalapak telah membuka sistem pembayaran secara online untuk pajak kendaraan bermotor. Emil mengatakan, kerja sama dengan Bukalapak maupun e-commerce lain membantu pemerintah dalam hal infrastruktur digital.

Menariknya, kata dia, Mitra Bukalapak sekarang belajar tidak hanya jual beli sembako saja atau barang-barang harian, tapi mempromosikan bayar listrik, mentransfer keuangan. Termasuk bayar pajak-pajak ke pemkot, pemkab, atau pemprov sekarang mengunakan mitra ini.

"Sampai suatu hari kita menjadi masyarakat digital, masyararakat cashless. Itulah kenapa Bukalapak dan teman-temannya (e-commerce) kita jadikan mitra," katanya.

Semua yang sifatnya kewajiban masyarakat kepada negara, kata dia, bisa ditebengkan di e-commerce seperti Bukalapak. “Dan alhamdulillah juga semenjak bekerja sama dengan Bukalapak, sudah ada 40.000 motor dan mobil bayar (pajak) di Bukalapak dan uangnya masuk ke Pemda Provinsi Jawa Barat,” kata Emil.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, Bukalapak yang telah berdiri sejak 2010 ini fokus untuk mengoptimalkan potensi UMKM yang ada di tiap daerah di Indonesia. Menurut Rachmat, warung sebagai salah satu tempat masyarakat dalam beraktivitas ekonomi memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan perekonomian daerah dan mendorong pertumbuhan nasional.

“Tentunya inisiatif ini tidak akan berhenti di sini, ke depannya jangkauan Mitra Bukalapak akan semakin kami perluas baik dari segi jumlah, cakupan, dan kapasitas bisnis,” papar Rachmat.

Untuk fitur Kirim Uang yang bekerja sama dengan Bank Mandiri, masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan 1,5 juta warung Mitra Bukalapak sebagai ATM untuk mengirimkan uang tanpa harus memiliki rekening.

Untuk fitur investasi, melalui produk Tabungan Emas yang bekerja sama dengan Pegadaian, masyarakat dapat berinvestasi emas mulai dari harga yang sangat terjangkau, yaitu senilai Rp 10.000 di warung Mitra Bukalapak terdekat dengan aman dan diawasi oleh OJK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement