REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menjelaskan penanganan sebagian besar pasien virus corona tak membutuhkan peralatan yang canggih, seperti alat ventilator, dan sejenisnya. Sebagian besar pasien dengan kasus ini pun hanya mengalami kondisi sakit ringan hingga sedang.
"Sebagian besar kasus COVID-19 baik yang suspect maupun yang positif tidak jatuh pada kondisi berat yang membutuhkan peralatan-peralatan yang canggih. Tidak membutuhkan ventilator, tidak membutuhkan alat-alat yang lain," jelas Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Ahad (8/3).
Bahkan empat pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus ini pun juga tak membutuhkan perawatan menggunakan selang oksigen ataupun infus. Namun, mereka harus dirawat di ruangan isolasi sehingga meminimalisir potensi penularan.
Karena itu, Yurianto meminta masyarakat agar tak khawatir terhadap kasus corona ini. Namun, masyarakat harus tetap waspada dan menjaga kebersihan diri.
"Secara konkret bisa dilihat beberapa tayangan video yang disiarkan oleh pemerintah China pada waktu merawat kasus COVID positif di rumah sakit sementara mereka. Itu kan hanya sebuah aula, ruang besar yang kemudian dipasang tempat tidur. Dikumpulkan jadi satu di sana karena memang seluruhnya positif," ujar Yurianto.
Menurut Yurianto, sebagian besar pasien positif corona yang dirawat menggunakan alat bantuan tambahan yakni pasien yang juga menderita penyakit lainnya. Seperti pasien dengan gagal ginjal, pasien dengan penyakit paru obstruktif menahun, pasien dengan diabetes, serta pasien dengan penyakit jantung kronis.
"Maka alat-alat layanan itu sebenarnya bukan untuk COVID-19. Tapi karena kondisinya memburuk akibat daya tahannya turun maka penyakit kumorbitnya inilah yang membutuhkan peralatan-peralatan itu," ucapnya.