Ahad 08 Mar 2020 06:57 WIB

Hujan Intensitas Tinggi Sebabkan Banjir di Sulawesi-Maluku

Dampak dari banjir adalah memutuskan jalan aspal dan air masuk ke pemukiman warga.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hujan yang terus mengguyur Indonesia bagian tengah dan timur menyebabkan banjir di sejumlah tempat. Pada Sabtu (7/3), hujan dengan intensitas tinggi sejak pukul 15.00 WIT, mengakibatkan banjir di Desa Luhu Dusun Mangge-Mangge, Kecamatan Huamal, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

"Pada pukul 18.00 WIT, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten SBB sudah turun ke lokasi dan sedang melakukan kaji cepat," ujar Nasir selaku Kepala Pelaksana BPBD Kab. SBB, Sabtu (7/3).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo mengungkapkan, dari data sementara dampak dari banjir adalah memutuskan jalan aspal dan air masuk ke pemukiman warga.

Sebelumnya, banjir juga merendam  Bolaang Mongodow Utara, Sulawesi Utara   pada Rabu (4/3) lalu. Saat ini, kondisi sudah berangsur pulih.

BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menginformasikan bahwa sebagian masyarakat sudah mulai membenahi tempat tinggal pada hari ini, Sabtu (7/3).

Namun demikian, sebagian masyarakat lain masih ada yang bertahan di tenda pengungsian. Mereka yang masih mengungsi karena tempat tinggal mereka hanyut terbawa arus air. Sedangkan terkait dengan penerangan, listrik dan jaringan komunikasi telah normal kembali dan jalan menuju lokasi desa terisolir sudah dapat diakses.

"BPBD setempat telah melakukan upaya darurat, namun masih terdapat kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh warga yang masih mengungsi. Bantuan yang masih dibutuhkan seperti air bersih, permakanan, selimut, alas tidur, pakaian, perlengkapan dapur dan makanan balita," terang Agus.

Adapun, banjir yang berdampak pada 55 desa di empat kecamatan, Kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Barat dan Bolangitang Timur, mengakibatkan ribuan warga menderita.  Estimasi kerugian empat kecamatan di kabupaten ini sebesar Rp 26 milyar, sedangkan nilai kerusakan sebesar Rp 77 milyar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement