REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mukti meminta semua pihak untuk menahan diri. Hal ini, menurutnya, perlu dilakukan agar tidak ada yang terprovokasi dan tidak terjadi perpecahan.
"Kami mengharapkan agar semua pihak dapat menahan diri dengan tidak membuat pernyataan bohong, provokatif, dan memecah belah," ujar Mukti kepada Republika, Jumat (6/3).
Menurut dia, persoalan yang melandasi pemindahan acara Harlah PBNU, telah selesai. Pimpinan Muhammadiyah dan Pengurus NU telah berkomunikasi dan telah berkompromi.
"Persoalan perayaan harlah NU yang dipindahkan tempat pelaksanaannya karena keberadaan sebagian masyarakat sudah selesai. Pimpinan Muhammadiyah dan Pengurus NU di tingkat Pusat, Wilayah, dan Daerah atau Cabang, baik secara institusional maupun personal," ujarnya.
Seperti diketahui, sebelumnya PCNU akan melaksanakan acara peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-94 DI masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Namun kemudian, atas pertimbangan kondusivitas, peringatan Harlah dipindah ke Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.
Pemindahan ini diduga lantaran mendapat penolakan dari sebagian warga Muhammadiyah di sekitar kawasan Masjid. Namun, penolakan pengajian dalam acara Harlah tersebut tidak mengatasnamakan seluruh warga Muhammadiyah.
"Pemuda Muhammadiyah tidak pernah menolak untuk adanya pengajian itu. Kami sudah mengingatkan ke teman-teman untuk menjaga toleransi dan bagaimana mencari solusi terbaik untuk sama-sama membangun Yogya, membangun Islam dan membangun bangsa," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto.