Jumat 06 Mar 2020 16:59 WIB

Datangi Cikeas, Upaya Airlangga Lobi SBY Soal Omnibus Law

Airlangga Hartarto menemui SBY di Cikeas menjelaskan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Demokrat SBY di Puri Cikeas, Kamis (5/3) malam,
Foto: ist
Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Demokrat SBY di Puri Cikeas, Kamis (5/3) malam,

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Arif Satrio Nugroho, Antara

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, pada Kamis (5/3) menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor. Bagi SBY, ini adalah pertemuan politik dirinya dan Partai Demokrat dengan petinggi partai politik pascameninggalnya istri SBY, Ani Yudhoyono.

Baca Juga

Keduanya membahas beberapa hal, diantaranya penjelasan proses Omnibus Law dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. SBY menyebut, pertemuannya dengan Airlangga hari ini untuk menyamakan pandangan terkait dua hal tersebut, termasuk peluang koalisi di beberapa daerah dalam Pilkada 2020.

“Mari kita membangun kebersamaan untuk membangun negara kita. Pertemuan ini adalah pertemuan politik pertama Antara Partai Demokrat dan partai lain, juga sejak kehilangan orang yang paling saya cintai yaitu Ibu Ani Yudhoyono," ujar SBY, Kamis (5/3).

Presiden keenam RI itu mengatakan, Golkar dan Demokrat memiliki platform politik yang sama. Yakni the real development untuk rakyat, respect democratic values, dan membangun untuk kesejahteraan rakyat.

“Kami selalu suap membantu penuh Presiden Jokowi untuk membangun negeri ini lebih baik," tegas SBY.

Di sisi lain, Airlangga menyebutkan bahwa, pertemuan tersebut untuk menemukan persamaan bersama dan bukan perbedaan. Di akhir pertemuan SBY mengatakan akan memberikan masukan secara positif dan berdialog tentang omnibus law.

"Partai Demokrat ingin menjadi bagian dari solusi," ujar SBY.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, pertemuan itu diawali dengan makan malam. Masing - masing delegasi kami duduk berhadap-hadapan.

"Pak SBY dan Pak Airlangga duduk bersebelahan memimpin pertemuan. Sebut saja Diplomasi Batik Biru Kuning di Cikeas 2020," kata Hinca melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Jumat (6/3).

Hinca tak menampik adanya pembicaraan politik dalam pertemuan pertama kedua parpol di tahun 2020. Sebagai Menko Perekonomian, kata Hinca, Airlangga menjelaskan, bahwa dirinya diutus Presiden Joko Widodo dan menyampaikan salam seraya mengajak peran Demokrat memberikan masukan  restrukturisasi perekonomian.

Demokrat mengaku senang mendengar ajakan ini. Menurut Hinca, Demokrat ingin menjadi bagian dari solusi dan perkembangan. Sikap politik Demokrat, yang sudah baik akan didukung, yang belum baik akan diperbaiki bersama.

"Negara ini negara kita bersama. Kita bangun bersama, meskipun kami tidak berada dalam pemerintahan”, kata SBY merespons dua RUU Omnibus Law yang dijelaskan Airlangga, seperti diceritakan oleh Hinca.

Di samping itu, Hinca juga mengakui, ada ajakan Airlangga terkait kontestasi pemilu terdekat yang akan datang. "Juga mengajak kerjasama Pilkada 2020 di 270 wilayah di seluruh Indonesia," papar Hinca.

Menanggapi ajalan Airlangga, menurut Hinca, SBY juga siap membangun kerja sama. “Untuk Pilkada, mari kita bicarakan bersama. silakan dari PG ketemu dengan PD dan bicara”, kata SBY dikutip oleh Hinca.

Pertemuan ini diwarnai nuansa biru-kuning. Elite Demokrat berbatik nuansa biru; berkembang kuning. Kedua belah pihak mengapresiasi satu sama lain, misalnya Airlangga yang mengulas apresiasi Almarhumah istri SBY, Ani Yudhoyono yang kerap menghadiri pameran batik Kementerian Perindustrian.

SBY juga mengajak Airlangga ke Pusat Olahraga Lavani dan memperkenalkan tim boli Lavani. SBY juga memberikan kaus khusus Museum dan Galeri SBY - Ani bernuansakan dominan kuning demgan setrip biru.

"Pokok pembicaraan soal politik? Tentu banyak sekali dan sarat wawasan kebangsaan. Soal 2024? Tunggu episode berikutnya," ujar Hinca.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan mengakui maksud kedatangan Airlangga ke Cikeas salah satunya membicarakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Ia mengatakan, bahwa SBY meminta pemerintah lebih aktif dalam mensosialisasikan hal tersebut.

"Pak SBY menginginkan agar pemerintah menjelaskan secara utuh kepada masyarakat. Kalau misal presiden tidak bisa, bisa dilakukan oleh Menko Perekonomian," ujar Syarief di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3).

Ia menjelaskan, Partai Demokrat ingin RUU Cipta Kerja menjadi sesuatu yang mensejahterakan masyarakat. Bukan hanya menguntungkan segelintir pihak.

"Kami yakin kalau rakyat mengerti dan memang betul-betul ada keberpihakan kepada rakyat, tentu Partai Demokrat akan mendukung," ujar Syarief.

Jika pemerintah ingin meminta pendapat terkait RUU Cipta Kerja, Partai Demokrat mengaku siap. Apalagi SBY memiliki pengalaman sebagai presiden selama dua periode.

"Kalau ada yang perlu diperbaiki, Partai Demokrat siap memberikan masukan," ujar Syarief.

Ditanya, apakah ada keinginan Partai Demokrat bergabung dengan koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin? Syarief menjawab tidak. Sebab, kerjasama antara dua pihak yang berseberangan tidak perlu diikat sebuah koalisi.

"Bisa bekerja sama dengan membangun bangsa ini dengan posisi berbeda. Golkar di dalam, kami di luar, untuk kepentingan rakyat kami dukung," ujar Syarief.

Wakil Ketua Umum Bidang Media Partai Golkar Nurul Arifin, Kamis (6/3), membenarkan, pertemuan kedua tokoh membahas beberapa hal, di antaranya penjelasan proses Omnibus Law. Nurul menyampaikan bahwa Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menekankan pertemuan tersebut untuk menemukan persamaan bersama antara kedua partai, bukan perbedaan.

"Pak Airlangga menjelaskan Omnibus Law. Golkar dan Demokrat juga menjajaki koalisi di beberapa daerah dalam Pilkada 2020," kata Nurul Arifin.

photo
omnibus law ciptaker - (istimewa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement