Jumat 06 Mar 2020 06:19 WIB

Masker dan Hand Sanitizer Masih Langka

Di minimarker, masker dan hand sanitizer sudah hilang sejak 1 bulan lalu.

Rep: Flori Sidebang/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang warga bersiap masuk ke dalam apotik yang memasang tulisan masker kosong di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (5/3/2020).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang warga bersiap masuk ke dalam apotik yang memasang tulisan masker kosong di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (5/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, Keberadaan masker dan hand sanitizer masih sulit didapatkan sejak virus korona mulai mewabah di Indonesia beberapa waktu lalu. Sejumlah toko dan apotek pun belum dapat memastikan kapan kedua barang tersebut kembali hadir.

Republika mencoba mendatangi beberapa apotek dan supermarket di Jakarta. Saat memasuki sebuah apotek K24 di Jalan Pesanggrahan, Kembangan, Jakarta Barat, apotek dengan merek yang didominasi warna hijau itu terlihat sepi pengunjung.

Hanya ada tiga pegawai apotek yang sedang merapikan barang-barang di etalase. Ketika ditanyai mengenai stok masker dan hand sanitizer, salah satu pegawai itu menjawab, hingga saat ini kedua barang tersebut sedang habis.

"Sudah hampir semingguan ini (masker dan hand sanitizer) kosong," kata Susan kepada Republika, Kamis (5/3).

Susan pun mengaku belum tahu kapan kedua barang itu bisa distok kembali. Dia menyebut, sebelum virus korona mulai masuk ke Indonesia, pihaknya menjual satu boks berisi 50 lembar masker dijual dengan harga Rp 50 ribu.

Setelah diketahui bahwa ada dua WNI di Depok yang tertular virus tersebut, pihaknya menaikkan harga jual menjadi Rp 125 ribu per boks masker. Menurut Susan, harga jual itu dipengaruhi juga dari pihak penyuplai. "Kita jualnya tergantung harga dari supplier berapa," ujar dia.

Sementara itu, saat mencoba mendatangi sebuah minimarket yang berjarak sekitar 30 meter dari apotek itu, hal yang sama kembali ditemukan. Rak yang biasanya menjadi tempat pajangan masker dan hand sanitizer terlihat kosong.

Seorang pegawai minimarket, Septi, menuturkan, setiap dua hari sekali pihaknya menerima pengiriman barang untuk stok dagangan di minimarket tersebut. Namun, dia tidak dapat memastikan, apakah pengiriman barang berikutnya yang dijadwalkan tiba besok, membawa masker atau tidak.

"Selasa kemarin barang (masker) baru masuk, langsung habis. Besok barang datang lagi, tapi belum tahu ada masker atau tidak," ujar Septi.

Di sisi lain, sambung Septi, stok barang hand sanitizer bahkan sudah kosong di minimarket itu sejak satu bulan lalu. Namun, dia tidak mengetahui pasti penyebab terjadinya hal tersebut.

Republika kemudian mencoba menyambangi dua apotek yang berada di Plaza Semanggi, Jakarta. Di apotek Century, seorang staf bernama Astika menjelaskan, sudah sejak satu bulan lalu, pihaknya tidak menjual masker. Sebab, stok barang tersebut sedang kosong.

"Masker kosong sejak sebulan lalu. Dari supplier memang tidak ngirim. Jadi, di gudang kosong," tutur Astika.

Sedangkan, stok hand sanitizer di apotek itu pun mulai menipis. Di etalase hanya terdapat empat botol hand sanitizer dengan ukuran 60 mililiter. Hand sanitizer itu dijual seharga Rp 19.300 per botol. "Belum tahu kapan barang (masker dan hand sanitizer) datang lagi," tutur Astika.

Pun di apotek Watson, masker dan hand sanitizer tidak dapat ditemukan. Menurut pegawai apotek yang enggan disebutkan namanya itu, sudah sekitar satu pekan, kedua barang tersebut kosong.

"Mungkin ada yang nimbun (masker dan hand sanitizer) kali. Enggak tahu juga kapan barang itu bakal datang lagi," kata perempuan itu.

Sementara itu, seorang konsumen yang ditemui di apotek itu, Fidelia mengaku, dirinya pun cukup kesulitan membeli masker dan hand sanitizer. Dia menyebut, kedua barang itu pun masih langka di sekitar rumahnya di wilayah Mangga Besar, Jakarta Barat.

Dia pun sudah mencoba mencari di beberapa toko dan supermarket yang ada di sekitar tempat kerjanya di Sudirman, Jakarta Pusat. Namun, ia masih kesulitan mendapatkan kedua barang tersebut.

"Bahkan, sudah coba nyari di toko online juga, tapi masih kesulitan. Kalaupun ada, harganya mahal banget," kata Fidelia menggerutu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement