REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat Novrial mengatakan sektor pariwisata Sumbar merasakan dampak negatif dari isu virus corona yang menyerang secara global dan kini sudah masuk ke Indonesia. Terhitung sejak Januari dan Februari 2020 ini atau sejak wabah virus corona muncul dari Wuhan Cina, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumbar menurun 16 persen dibandingkan periode Januari-Februari 2019 lalu.
"Catatan BPS ada penurunan wisman untuk periode Januari Februari dibandingkan tahun lalu 16 persen," kata Novrial di kantornya, Kamis (5/3).
Novrial tidak mempersoalkan penurunan jumlah kedatangan wisman ke Sumbar. Alasannya karena virus corona memang sudah jadi isu global dan nyaris semua negara di dunia merasakan dampaknya tak terkecuali Indonesia. Terlebih pemerintah Indonesia pekan ini sudah mengumumkan ada dua warga Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Pada periode Maret, kata dia, adalah waktunya bagi wisatawan melakukan booking untuk melakukan perjalanan wisata. Nantinya yang melakukan booking pada Maret ini akan berwisata pada April atau sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Novrial memprediksi jumlah wisman yang akan datang ke Sumbar akan menurun lagi karena kewaspadaan terhadap virus corona. "Nanti dampaknya juga kita lihat di bulan April dan Mei. Ya bagaimana lagi. Memang wisatawan mancanegara di mana-mana sekarang ini turun," ujar Novrial.
Maksimalkan Wisatawan Nusantara
Novrial mengatakan Dinas Pariwisata Sumbar akan berupaya menarik minat kedatangan wisatawan nusantara (Wisnu) ke Sumatera Barat. Selama ini menurut Novrial, dunia pariwisata Sumbar memang lebih banyak dikunjungi wisatawan Nusantara.
Dalam satu tahun, jumlah wisman yang datang ke Sumbar hanya sebanyak 61 ribu orang. Sementara wisnu yang datang ke Sumbar sebanyak 11 juta lebih dalam satu tahun.
"Saya ingin mengembangkan optimisme di wisatawan Nusantara ini karena dari dulu memang sudah jomplang sekali jumlah wisman dan wisnu yang datang ke Sumbar," ujar Novrial.
Novrial menjelaskan perbandingan pemasukan untuk Sumatera Barat dari wisman dan wisnu. Walau jumlah belanja wisatawan Nusantara lebih sedikit, tapi bila ditotal 11 juta lebih tetap lebih banyak ketimbang jumlah belanja wisman yang hanya 61 ribu. Meskipun untuk satu orang wisman dalam 2,9 hari menghabiskan uang Rp 11 juta dan wisnu 2,4 hari haya menghabiskan uang Rp 700 ribu.
Fakta itulah menurut Novrial membuat Dinas Pariwisata Sumbar harus memperioritaskan menggarap wisnu di tengah kelesuan pariwisata akibat virus corona. Novrial menyebut salah satu upaya Dinas Pariwisata Sumbar menarik minat dan perhatian wisnu ialah dengan mendukung program dan even-even di berbau Sumatera Barat atau Minangkabau di luar Sumbar.
Seperti festival jajanan minang, festival kesenian Minangkabau di Jakarta dan daerah lainnya. Di sana Dispar Sumbar menurut Novrial memberikan dukungan dan sekaligus mempromosikan pariwisata Sumbar termasuk mensosialisasikan kalender wisata di Sumbar selama satu tahun.
Novrial menyebut wisnu yang datang ke Sumbar terbagi ke dalam tiga lapis. Pertama, wisatawan yang merupakan warga luar Sumbar dan berniat ke Sumbar murni buat liburan. Kedua para perantau yang datang ke Sumbar buat melepas rindu ke kampung halaman. Ketiga lanjut Novrial, para anak-anak dari perantau yang ingin melihat-lihat tanah kelahiran nenek moyang mereka di Ranah Minang.