REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung melayangkan surat penolakan berlabuh terhadap kapal pesiar Viking Sun, yang direncanakan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada Jumat (6/3). Surat penolakan dilayangkan Risma setelah dinyatakan adanya dua dari 1.300 penumpang turis mancanegara yang suspect virus corona.
Laporan tersebut diterima Risma dari pihak Labuan Bajo, tempat bersandarnya kapal tersebut sebelum ke Surabaya. “Ternyata ada dua yang diperkirakan itu menderita (virus corona) sehingga kemudian kita tunjukkan ke RS Unair bahwa itu ada penumpangnya yang suspect,” kata Risma, Kamis (5/3).
Risma menegaskan, setelah mengetahui informasi tersebut, pihaknya langsung melayangkan surat elektronik berisi penolakan agar kapal itu tidak jadi bersandar dan menurunkan penumpang di Kota Pahlawan. Surat penolakan dilayangkan karena Risma khawatir, ketika ada penumpang yang betul-betul terserang virus corona, virus itu menyebar ke masyarakat setempat.
“Sehingga, aku kirim surat (elektronik) untuk tidak boleh kapal itu penumpangnya turun di Surabaya. Kami menerima surat (laporan) dari Labuhan Bajo,” ujar Risma.
Apalagi, kata Risma, pihak Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, dan pakar kesehatan juga tidak merekomendasikan kapal pesiar Viking Sun bersandar di Surabaya. “Kami juga dapat masukan dari Universitas Airlangga, RS Unair. Karena aku pas terima kabar masih di Solo posisiku. Tanda tanganku elektronik. Aku mengajukan penolakan (melalui surat)” kata Risma.
Surat tersebut, kata Risma, tak hanya menyatakan penolakan terhadap datangnya kapal pesiar Viking Sun. Surat ini juga diberlakukan bagi kapal pesiar lain yang akan bersandar di Kota Surabaya yang berasal ataupun pernah singgah di negara terjangkit Covid-19. Hal ini untuk meminimalisasi potensi kontaminasi dari segala sumber terinfeksi serta demi melindungi warga Kota Surabaya.