REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tektonik magnitudo 5,2 yang terjadi pukul 20.36 WIB tadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat tidak berpotensi tsunami.
"Rabu, 4 Maret 2020 pukul 20.36 WIB wilayah Kepulauan Mentawai diguncang gempa tektonik. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," papar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (4/3).
Ia menambahkan guncangan gempabumi dirasakan di daerah Sipora Utara, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," katanya.
Ia mengemukakan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,2. Hasil pemutakhiran parameter diperoleh magnitudo Mw=4,9.
Ia menjelaskan episenter gempabumi terletak pada koordinat 3.48 Lintang Selatan dan 99.53 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 158 km arah Selatan Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 30 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ia memaparkan, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia di zona subduksi Mentawai. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun," katanya.
Hingga pukul 21.03 WIB, ia menyampaikan hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.