REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, mengapresiasi dan menyambut baik Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo yang berencana menggelar pertandingan tinju. Yayasan bersama Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI) rencananya akan menggelar pertandingan tinju pada 18 April 2020 di Universitas Moestopo.
''Kami mengapresiasi pertandingan tersebut dan berharap acara tersebut dapat melahirkan atlet petinju profesional,'' kata Menpora Zainudin Amali, seperti dikutip dari akun twitter resmi @kemenpora-ri, Selasa (3/3).
Menpora menyatakan harapannya ketika menerima kunjungan dari Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo dan Federasi Tinju Profesional Indonesia (FTPI) di Kantor Kemenpora, Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut membahas rencana pertandingan tinju yang akan digelar pada 18 April 2020 di Universitas Moestopo.
Zainudin berharap pertandingan tinju tersebut mampu menggairahkan minat olahraga di kalangan masyarakat. Selain itu, Menpora berharap pertandingan tersebut bisa menggali potensi dan menumbuhkan bibit-bibit petinju. ''Dan, tentunya juga untuk mewujudkan program memasyarakatkan olahraga,'' sebutnya.
Ketua Pembina FTPI, Paiman Raharjo, menerangkan pertandingan tinju profesional nantinya akan memperebutkan dua sabuk emas. Sedangkan untuk amatir, lanjutnya, ada empat. Keempatnya itu merupakan binaan dari FTPI yang menampilkan atlet dari DKI Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bogor.
"Nah, ini juga dalam rangka menggali potensi-potensi yaitu tinju amatir untuk tinju profesional. Kita lakukan event ini untuk menuju prestasi,'' kata Paiman.
''Juga seperti programnya Pak Menpora, salah satunya memasyarakatkan olahraga. Kalau nanti sudah banyak bibit olahraga tinju, lalu nanti mencetak prestasinya bisa mudah,'' katanya. ''Di (Universitas) Moestopo sendiri, sudah banyak atlet lahir dari situ. Sekaligus event ini, kita ingin mengajak masyarakat untuk berolahraga.''
Hadir pada kesempatan ini, Plt Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Chandra Bhakti; Staf Khusus Pengembangan dan Prestasi Olahraga, Mahfudin Nigara.
Prestasi Tinju
Cabang olahraga (cabor) tinju hanya mampu mempersembahkan dua medali perunggu di pentas akbar Asian Games 2018 pada September lalu. Indonesia hanya mendapat dua medai perunggu dari Uswatun Hasanah di nomor 60 kg putri dan Sunan Agung Amoragam di nomor bantam putra 56 kg.
Pelatih tim tinju Indonesia untuk Asian Games 2018, Adi Swandana, saat itu menilai kegagalan tim Indonesia disebabkan kurangnya persiapan atlet. Adi merasa pengalaman petinju asuhannya kurang matang karena sulit mendapatkan mitra tanding yang kualitasnya lebih baik.
''Yang paling utama kita kurang try out, pertandingan, dan uji tanding. Ini PR kita ke depan," kata Adi, kepada Republika.co.id, Selasa (4/9/2018).
Selain itu, kata Adi, tinju Indonesia harus sering menjalin kerja sama dengan pengelola tinju dari negara-negara ASEAN dan lainnya. Mereka ingin sering mengundang petinju dari luar negeri atau berkunjung ke negara lain untuk uji tanding. Supaya petinju Indonesia terus mengasah kulitas dan kemampuan dengan petinju hebat dari negara pesaing.
Infrastruktur juga menjadi catatan. Adi menghendaki tim tinju nasional punya gedung permanen untuk latihan supaya bisa intens dan mudah mengakses lawan untuk sparing. ''Di mana-mana negara yang cabang tinjunya kuat, itu punya tempat latihan permanen. Kalau kami kemarin menyulap gedung serba guna yang ukurannya kecil,'' ujar Adi.