Rabu 04 Mar 2020 12:46 WIB

RSUD dr Soetomo Siap Tangani Pasien Corona

Ruang isolasi di RS dr Soetomo sesuai standar internasional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah petugas mengenakan pakaian pelindung lengkap tangani corona
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Sejumlah petugas mengenakan pakaian pelindung lengkap tangani corona

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya Joni Wahyuhadi menegaskan, ruang isolasi di rumah sakit yang dipimpinnya sudah sesuai standar Internasional. Artinya, kata dia, RSUD dr Soetomo sudah sangat siap menangani pasien yang terjangkit corona.

"RSUD Dr Soetomo RS terbesar di Jatim, karena rumah sakit rujukan makanya kita siapkan case yang terberat," ujar Joni di Surabaya, Rabu (4/2).

Joni mengatakan, RSUD dr. Soetomo telah dilengkapi isolasi negatif presure dengan mesin-mesinnya lengkap sejak 2011, ketika rumah sakit tersebut mendapat sumbangan dari WHO. Maka, kata dia, boleh dikatakan, ruang isolasi yang ada di sana, sudah memenuhi syarat internasional.

"Tapi kita berdoa semoga tidak ada (pasien yang terserang virus corona) yang masuk situ," ujar Joni.

Joni mengatakan, Kemenkes RI terus memantau secara teknis persiapan penanganan wabah virus corona. Pun  Pemerintah Provinsi Jatim yang diakuinya telah menyiapkan pembiayaannya. Di RSUD dr. Sutomo, kata dia, juga ada tim yang dipercaya untuk menangani, Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging.

Joni menjelaskan, penanganan virus corona agak berbeda dengan dengan kasus SARS dan MERS. Dimana virus corona adalah virus yang bermutasi, dan penularannya pun lebih cepat, serta lebih kecil.

"Virus corona ini kan penyakitnya sudah ada, tapi virus barunya ini lebih kuat. Ini re-emerging, virusnya mutasi, sehingga agak beda dengan yang kemarin-kemarin. Penularannya lebih cepat, dan lebih kecil dari virus yang dulu seperti SARS dan MERS," kata Joni.

Joni mengungkapkan, sejauh ini pasien yang ditangani RSUD dr Soetomo belum ada yang posistif virus corona. "Kemarin ada 3 kami tangani. Tapi hasil dari Lab Kemenkes Balitbangkes negatif. Sampai sekarang gak ada, dan jangan sampai ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement