Rabu 04 Mar 2020 08:25 WIB

Alat Pelindung Diri di RSUD Slamet Garut Sangat Terbatas

Saat ini hanya terdapat 20 set APD yang ada di RSUD Slamet Garut

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD)
Foto: Abdan Syakura
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD)

REPUBLIKA.CO.ID. GARUT -- Ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien virus corona baru (Covid-19) di RSUD dr Slamet Garut sangat terbatas. Padahal, RSUD dr Slamet merupakan satu-satunya rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien virus corona di wilayah Priangan Timur.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet, dr Zaini Abdillah mengatakan, saat ini hanya terdapat 20 set APD yang ada di rumah sakitnya. Sebanyak 20 set APD yang tersedia itu dinilai hanya cukup untuk melakukan penanganan dalam sehari jika ada tiga pasien yang masuk.

"Mudah-mudahan kita tak menerima pasien virus corona. Kalau dari jumlahnya, tentu tidak. Kalau sehari ada tiga pasien masuk, bisa langsung habis," kata dia, Selasa (3/3).

Ia menjelaskan, APD itu terdiri satu satu set baju pelindung dari kepala sampai kaki, masker N95, kacamata Google, dan sepatu bot. Seluruh alat itu hanya bisa digunakan sekali pakai, kecuali kacamata dan sepatu.

Karena itu, RSUD dr Soekardjo sedang mengusahakan untuk menambah APD. Menurut Zaini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mendata kekurangano peralatan di rumah sakit yang menjadi rujukan nasional.

"Kita sudah minta penambahan ke Kemenkes. Tapi mudah-mudahan tidak ada pasien corona yang masuk," kata dia.

Kendati demikian, dari segi tenaga medis, RSUD dr Slamet sudah siap untuk melakukan penanganan jika ada pasien virus corona. Zaini mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang diisi sejumlah dokter spesialis.

Selain itu, sekira 16 dokter umum juga dilibatkan dalam tim itu. Sebab, kedatangan pasien virus corona Karena kita tidak dapat diprediksi waktunya.

Menurut Zaini, pihaknya juga terus melakukan evaluasi dan simulasi agar ketika ada pasien, penanganannya berjalan sesuai standar operasi prosedur. Dalam tim khusus itu, tersedia pula tim surveilans internal untuk memantau kondisi para petugas kesehatan dan pasien di RSUD dr Soekardjo.

"Jadi meminimalisir penularan kepada pengunjung atau petugas kesehatan," kata dia.

Dalam melakukan penanganan, RSUD dr Soekardjo juga mengacu pada pedoman yang dikeluarkan Kemenkes. Mulai dari proses asuhan medis hingga pelaksanaannya, akan mengikuti pedoman yang tersedia.

Sementara itu, salah satu petugas medis yang terlibat dalam tim khusus itu, Melasari (37) mengaku sudah siap secara mental untuk melakukan penanganan. Ia berharap, tak akan ada pasien virus corona lagi di Indonesia.

"Rasa takut pasti ada, tapi kita sebagai perawat mesti siap. Ya persiapannya fisik harus dijaga agar tetap fit. Mudah-mudahan tidak sampai ada di Garut," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement