REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat provinsi setempat tidak resah dan panik menyusul ditemukannya dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
"Jangan menimbulkan hal-hal yang membuat masyarakat tidak tenang, galau, ataupun resah dalam menghadapi kasus corona. Namun, tetap waspada," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan saat melakukan kunjugan kerja di Kabupaten Madiun, Senin (2/3).
Menurut dia, Provinsi Jawa Timur telah melakukan antisipasi yang baik dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 yang sekarang ini sudah masuk ke wilayah Indonesia. Di antaranya dengan menyediakan "Body Thermal Scanner" (BTS) di Bandara Internasional Juanda dan tempat kedatangan internasonal lainnya, termasuk Pelabuhan Tanjung Perak.
"Alat tersebut beroperasi selama 24 jam dan akan medeteksi jika ada warga yang demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius," katanya.
Selain itu, Jawa Timur juga menyiapkan ruang isolasi jika memang ada warga yang memiliki gejala terjangkit Covid-19. Antara lain di RSUD dr Soetomo, RSUD Soedono Madiun, RS Saiful Anwar Malang, dan beberapa rumah sakit lainnya.
"Kami dengan jajaran Forkopmda Jatim juga rutin menggelar rapat intensif untuk membahas perkembangan kasus ini dan meminta warga Jatim tetap tenang, tidak menyebarkan hoaks, dan selalu waspada," kata dia.
Pihaknya juga meminta masyarakat Jatim untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seperti diketahui, dua WNI asal Kota Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang telah terlebih dahulu positif virus tersebut.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan masalah dua WNI positif corona tersebut menjadi kasus Covid-19 pertama di Indonesia.Saat ini dua WNI tersebut sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Utara.