Senin 02 Mar 2020 13:15 WIB

Purwakarta Siapkan Operasi Pasar Tekan Harga Bawang Putih

Harga komoditas bawang putih di pasaran di Purwakarta masih tergolong tinggi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah warga membeli bawang putih saat Operasi Pasar di Pasar Induk Rau di Serang, Banten, Rabu (19/2/2020).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah warga membeli bawang putih saat Operasi Pasar di Pasar Induk Rau di Serang, Banten, Rabu (19/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menyiapkan operasi pasar murah (OPM) untuk komoditas bawang putih. OPM ini akan diadakan untuk menekan harga bawang putih di pasaran Purwakarta yang masih cukup tinggi.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta Karliati Djuanda mengatakan harga komoditas bawang putih di pasaran di Purwakarta masih tergolong tinggi. Kenaikan ini bahkan sudah terjadi sejak akhir tahun lalu dan belum normal hingga awal Maret ini. “Bawang putih mulai merangkak naik di akhir Desember. Sekarang di angka Rp 40 ribuan perkilogram di pasar tradisional,” kata Karliati kepada Republika, Senin (2/3).

Karliati menuturkan faktor kenaikan dikarenakan stok yang berkurang di pasaran. Sementara permintaan bawang putih sebagai salah satu bumbu dapur sehari-hari masih tinggi. Berkurangnya stok salah satunya karena berkurangnya impor bawang putih yang masuk di antaranya dari Cina yang menjadi pemasok.

Ia menyebutkan harga normal bawang putih di Purwakarta berkisar Rp 20.000 - Rp 28.000 perkilogram. Namun saat ini di pasaran berdasarkan pemantauan rutin petugas masih Rp 40.000 perkilogram.

Bahkan pada awal bulan Februari lalu kenaikan mencapai Rp 60ribu perkilogram. Meski harga sudah turun, kata dia, antisipasi perlu dilakukan saat ini. Sehingga harga bawang putih bisa kembali normal. Apalagi kenaikan harga komoditas ini sudah berlangsung beberapa bulan dan belum stabil. “Kita akan usahakan bawang putih kembali ke harga normal dengan operasi pasar rencananya 5 maret nanti,” ujarnya.

Menurutnya operasi pasar ini akan digelar untuk memberikan harga bawang putih sesuai harga normal. Masyarakat dan pedagang boleh membeli stok yang disiapkan. Untuk lokasi, rencananya akan digelar di pasar tradisional namun pihaknya masih melihat kondisi di lapangan untuk kepastian tempatnya.

Pada OPM kali ini, kata dia, pihaknya berkooedinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat. Disperindag Provisni Jawa Barat akan membantu mengirimkan stok yang akan dijual dari distributor bawang putih. “Berapa banyak stoknya masih kita siapkan tergantung permintaan pasar. Sekarang kita sedang koordinasi dengan pasar-pasar,” tuturnya.

Ia berharap dengan adanya OPM ini masyarakat bisa mendapatkan bawang putih dengan harga lebih murah. Selain itu, harga di pasaran pun bisa berangsur turun dan stabil pada harga normal. Sehingga masyarakat tidak dirugikan karena harus membeli bawang putih dengan harga mahal. “Harapannya bisa menekan di angka dua puluh ribuan. Kita harus segera laksanqkan ini sebelum dekat bulan puasa dan lebaran,” ucapnya.

Salah seorang pedagang di Pasar Leuwipanjang, Saepuloh (45) mengatakan harga bawang putih yang sempat turun beberapa hari lalu kembali naik pada Senin (2/3) ini. Ia menjual bawang putih dengan harga Rp 40 ribu perkilogramnya. “Minggu kemarin Rp 38 ribu tapi sekarang naik lagi Rp 2.000. Mau gimana harga dari pemasoknya juga sudah naik,” kata Saepuloh.

Menurutnya kenaikan ini berdampak pada pembelian bawang putih oleh pembeli. Sekarang pembeli cenderung mengurangi konsumsi bawang putihnya. “Sekarang mah beli sebutir aja. Itu juga dijual Rp 4.000,” ujarnya.

Ia pun menyambut baik jika pemerintah hendak mengadakan OPM. Diharapkan OPM bisa membuat harga bawang putih kembali normal. Tapi ia berharap stoknya yang ada saat ini bisa habis terlebih dahulu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement