Senin 02 Mar 2020 12:37 WIB

Cegah Corona, Pemkot Surabaya Gencarkan Sosialisasi

Tri Rismaharini juga telah mengeluarkan surat edaran perihal virus corona ke RT RW.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya membawa poster saat melakukan aksi sosialisasi bahaya virus Corona di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1/2020).
Foto: Antara/Moch Asim
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya membawa poster saat melakukan aksi sosialisasi bahaya virus Corona di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya menggencarkan sosialisasi pencegahan virus corona di Kota Pahlawan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi pencegahan mewabahnya virus corona di acara Car Free Day (CFD). Yakni dengan membagi-bagikan selebaran yang berisi informasi tentang virus corona, penyebarannya, dan cara pencegahannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, kegiatan sosialisasi yang dilakukan didukung 63 Puskesmas se-Surabaya. “Kita sampaikan ke warga, apa itu corona, gejalanya seperti apa, kemudian apa yang harus diperhatikan,” kata Febria di Surabaya, Kamis (2/3).

Febria mengaku, kegiatan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona yang dilakukan di CFD mendapat respon positif masyarakat. Hal itu terlihat dari antusiasme anak-anak, kalangan remaja hingga ibu-ibu yang menirukan cara mencuci tangan yang benar guna mencegah penularan penyakit, yang diperagakan para petugas dari Dinas Kesehatan.

“Pemkot menekankan kewaspadaan kepada masyarakat agar tak tertular (penyakit), utamanya virus corona. Untuk itu, kita sampaikan etika batuk, perilaku hidup sehat dan bersih, gizi seimbang, kemudian cara memakai masker,” ujar Febria.

Febria mengatakan, sosialiasi pencegahan virus corona intensif dilakukan Pemkot Surabaya. Bahkan, kegiatan sosialisasi dimulai sejak Januari 2020. Di mana Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga telah mengeluarkan surat edaran perihal virus corona ke RT, RW, perkantoran, mal, pertokoan, dan apartemen.

“Sosialiasi juga kita lakukan ke sekolah-sekolah, mulai SD hingga SMP, agar mereka menjadi promotor keluarganya. Apa yang kita sampaikan ditularkan ke keluarganya. Seperti pentingnya mencuci tangan,” kata Febria.

Febria menambahkan, Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah menjalin koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, untuk mendapatkan data  warganya yang pulang dari luar negeri. Dari data yang diterima, Dinkes melakukan pemantauan langsung.

KKP juga memeriksa suhu tubuh para pendatang melalui alat pendeteksi virus corona yang bernama Body Thermal Scanner begitu tiba di tanah air. “Jika mengetahui ada warga yang sepulang dari luar negeri terinfeksi penyakit, sampaikan ke Puskesmas. Sehingga bisa segera ditangani, dan bisa diperiksa apa ada tanda-tanda gejala corona,” kata Febria.

Plt Dirut RS Soewandie ini meminta masyarakat untuk selalu waspada terkait penyebaran virus corona. Untuk itu, seluruh Puskesmas di Surabaya wajib melakukan pemantauan terhadap warganya yang baru pulang dari luar negeri. Puskesmas setempat melakukan pemeriksaan rutin, mulai pemeriksaan secara umum hingga pemantauan suhu tubuh  selama 14 hari.

“Di masa inkubasi (Virus Corona) selama 14 hari. Apabila ada demam, batuk , sesak nafas segera dirujuk ke rumah sakit,” ujar Febria.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement