Senin 02 Mar 2020 12:34 WIB

Kronologi Temuan Kasus Ibu-Anak Warga Depok Positif Corona

Presiden Jokowi hari ini mengumumkan dua kasus pertama corona di Indonesia.

Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Sabtu (25/1). Pasien yang diduga terjangkit Virus Corna dirawat di rumah sakit ini. (ilustrasi)
Foto: Republika/Febryan.A
Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Sabtu (25/1). Pasien yang diduga terjangkit Virus Corna dirawat di rumah sakit ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO oleh Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri, Arif Satrio Nugroho

Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3) akhirnya mengumumkan dua kasus pertama positif corona. Seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun dipastikan positif corona. Keduanya diketahui tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.

Baca Juga

Jokowi menjelaskan, ibu dan anak ini sebelumnya sempat berinteraksi dengan warga negara Jepang yang pada akhirnya juga dinyatakan positif corona. WN Jepang ini, setelah berkunjung ke Indonesia dan bertemu ibu-anak ini, kemudian berkunjung ke Malaysia. Di Malaysia-lah WN Jepang ini menjalani pengecekan laboratorium dan dinyatakan positif corona.

"Begitu ada informasi minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana ternyata positif Corona, tim dari Indonesia langsung menelusuri," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Senin (2/3).

Dari hasil penelusuran itulah kemudian diketahui bahwa ada riwayat pertemuan antara WN Jepang dan dua WNI tersebut. "Dua-duanya positif corona itu ada di Indonesia, di sini," kata Jokowi menambahkan.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (2/3), mengonfirmasi temuan kasus pertama corona di Indonesia berasal dari Depok, Jawa Barat.

"Di sini, di rumahnya di Depok," kata Terawan. Menurut dia, kedua pasien positif corona itu pun saat ini tengah dirawat intensif di ruang khusus isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr Sulianti Saroso, Jakarta.  

Kabar mengenai WN Jepang yang positif corona dan sempat bertandang ke Indonesia muncul pada akhir Februari lalu. Saat itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan bahwa pemerintah masih menunggu data epidemiologi dari WN Jepang tersebut.

"Apa benar dia sudah ke sini, di mananya, di sana diperiksa setelah berapa hari, terus sakitnya apa. Itu harus detail," ujar Terawan, Senin (24/2).

Terawan berpendapat, pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi kasus corona ini. Ia menegaskan, pemerintah baru akan bertindak atau mengambil keputusan berdasarkan data yang diterima.

Sebelumnya, seorang pria asal Jepang memang dinyatakan positif terjangkit virus corona setelah kembali dari Indonesia. Pria tersebut dilaporkan mengalami gejala-gejala seperti flu saat masih berada di Jepang. Namun, karena berdasarkan hasil diagnosis ia tak terdeteksi mengalami pneumonia, ia tak dirawat di rumah sakit.

[video] Ibu dan Anak Positif Corona Usai Bertemu dengan WNA Jepang

 
Pemerintah siap

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki kesiapan dan perlengkapan yang memadai untuk menangani kasus pertama ini. Pemerintah, ujar Presiden Jokowi, juga melakukan upaya untuk menekan penyebaran virus corona.

"Lebih dari 100 rumah sakit yang siap dengan ruang isolasi mengenai virus corona dengan standar isolasi yang baik. Kita juga memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan standar internasional. Kita juga memiliki persiapan untuk reagen," kata Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan bahwa dirinya telah membentuk tim gabungan TNI-Polri serta sipil untuk melakukan penanganan di lapangan. Pemerintah juga menjamin ketersediaan anggaran untuk melakukan pengobatan, penanganan, serta pencegahan agar virus corona tidak menyebar.

"Ini juga diprioritaskan untuk menangani ini. Karena, kalau kita tidak serius menangani ini, dianggap tidak serius. Ini sangat berbahaya karena memang penyakit ini perlu kita waspadai dan perlu hati," katanya.

Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, meminta seluruh pusat kesehatan melakukan screening di seluruh pusat kesehatan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya warga yang terpapar corona setelah dua orang warga dinyatakan positif corona.

"Proses screening harus dilakukan di semua puskesmas, di semua rumah sakit, untuk mendeteksi apakah ada lagi yang positif Covid-19," kata Kurniasih saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (2/3).

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan bisa mengeluarkan surat perintah dari menteri kepada seluruh unit layanan kesehatan. Sehingga, seluruh unit layanan kesehatan, baik tingkat pertama maupun lanjut, harus melakukan proses screening terhadap semua pasien.

Kurniasih menambahkan, masyarakat juga harus diimbau ketika menemukan gejala-gejala virus corona. Masyarakat harus melaporkan ke unit layanan terdekat.

"Saya kira ini harus segera dilakukan. Masyarakat harus tetap tenang, tapi waspada. Diimbau untuk segera melaporkan diri ketika menemukan indikasi Covid-19," ujar Kurniasih.

"Kan hampir sama dengan flu. Kalau menemukan dirinya demam, flu, dan mulai sesak napas, harus segera melaporkan diri ke layanan kesehatan terdekat," kata dia menambahkan.

photo
Penyebaran Virus Corona

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement