REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Jamban apung masih ditemukan di Kampung Cirompang, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Namun, sanitasi tidak sehat tersebut sudah lama tidak digunakan warga kampung tersebut.
Salah satu warga Kampung Cirompang yang ditemui, Yati (43 tahun) membenarkan adanya jamban apung di sekitar kampungnya. Namun, jamban tersebut sudah lama tidak digunakan.
“Itu iya dulu digunakan waktu sebagian warga belum punya kamar mandi, tapi sekarang udah lama juga nggak pernah dipakai,” katanya, Ahad (1/3).
Beberapa tahun lalu jamban apung digunakan sebagai tempat mandi cuci kakus (MCK) oleh warganya. Aktivitas mereka setiap hari seperti MCK dilakukan di jamban apung tersebut. Setelah mereka sudah memiliki jamban pribadi, jamban apung tak lagi dipakai.
Terlihat dari pantauan Republika.co.id, jamban apung berada di atas kolam berisikan air bewarna hijau pekat. Air nampak tenang dan tidak diketahui tanda-tanda air mengalir. Jamban apung tersebut sudah tak terpakai dan saluran pembuangan ditutup.
Jamban apung masih ditemukan di Kampung Cirompang, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ahad (1/3).
Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan jamban apung memang masih tersedia di Kampung Cirompang. Tangsel. Menurutnya, lokasi keberadaan jamban apung itu dinilai sebagai kawasan kumuh.
Oleh karena itu, nantinya Pemkot akan memperbaiki dan mengubah menjadi jamban komunal, agar lebih layak. "Ya, memang (jamban apung) masih ada di Tangsel. Nanti akan kita lakukan perbaikan pada jamban apung. Nanti akan kita bikin komunal," ucap Benyamin.
Untuk menangani persoalan tersebut, pemerintah Kota Tangsel akan membuat program Kota tanpa kumuh (Kotaku). Program tersebut nantinya menangani sejumlah penyebab kota kumuh. Nantinya, tim akan lakukan sosialisasi terkait keberadaan jamban tersebut.
"Makannya kita bentuk Kotaku. Indikatornya masyarakat nanti yang mengolah," katanya.
Benyamin mengatakan, untuk saat ini, masih melakukan pendataan terkait jumlah jamban apung yang masih ada di Tangsel. "Saya sudah minta kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Perkim untuk sama-sama mencatat dan mendata itu. Saya juga minta kepada RW atau RT bisa melaporkan ke kita," kata Benyamin.