Ahad 01 Mar 2020 16:24 WIB

Pemuda Tasikmalaya Kritis Diduga Dikeroyok Geng Motor

Geng motor membuat resah warga Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Pemuda Tasikmalaya Kritis Diduga Dikeroyok Geng Motor. Pemuda berinisial SS (22 tahun) menjalani perawatan di IGD RSUD dr Soekarjdo Tasikmalaya, Ahad (1/3). SS menjadi korban penusukan diduga oleh geng motor di Kota Tasikmalaya pada Ahad dini hari.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pemuda Tasikmalaya Kritis Diduga Dikeroyok Geng Motor. Pemuda berinisial SS (22 tahun) menjalani perawatan di IGD RSUD dr Soekarjdo Tasikmalaya, Ahad (1/3). SS menjadi korban penusukan diduga oleh geng motor di Kota Tasikmalaya pada Ahad dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang pemuda berinisial SS (22 tahun) menjadi korban keganasan kelompok bermotor di Kota Tasikmalaya, Ahad (1/3). Korban mendapatkan luka serius dan harus menjalani perawatan intesif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Ayah korban, Maman (52) mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Ahad dini hari, ketika anaknya berboncengan sepeda motor dengan temannya. Korban bersama temannya berboncengan di Jalan Ir H Juanda Kota Tasikmalaya dari arah Rancabango ke arah Mangkubumi. Tiba-tiba, mereka dikejar oleh sejumlah orang dengan kendaraan sepeda motor.

Baca Juga

"Pas pom bensin (SPBU Jalan Ir H Juanda), korban ditendang, motornya jatuh dan ditusuk pakai kujang (senjata tradisional Jawa Barat)," kata dia saat ditemui di RSUD dr Soekardjo, Ahad siang.

Menurut Maman, kondisi anaknya saat ini masih dalam keadaan kritis. Pihak rumah sakit berencana melakukan observasi kepada korban untuk segera dioperasi.

Ia menambahkan, dirinya sudah mengontak polisi untuk segera menangani kasus itu. Menurut dia, tim identifikasi dari Polres Tasikmalaya Kota sudah datang ke rumah sakit melihat keadaan anaknya.

"Tim Inafis juga sudah datang ke sini dan katanya mau TKP. Satu lagi, (teman korban) sudah diminta ke Polres memberikan keterangan," kata dia.

Maman mengatakan, berdasarkan keterangan anaknya, pelaku berjumlah enam orang dan mengendarai tiga unit sepeda motor. Diduga, para pelaku itu merupakan anggota geng motor.

"Setahu saya anak saya tidak ikut geng motor. Pernah memang ikut XTC tapi sudah keluar," kata dia.

Ia berharap, polisi dapat segera menemukan pelaku penusukan anaknya. Ia juga meminta agar aparat memberantas geng motor yang meresahkan di Kota Tasikmalaya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, belum menerima laporan tertulis kasus penganiayaan itu. Kendati demikian, polisi telah menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan.

"Laporan tertulis belum, tapi kami sudah monitor dan sudah melakukan pengecekan korban ataupun TKP," kata dia melalui pesan singkatnya.

Tokoh masyarakat Kota Tasikmalaya Nanang Nurjamil mengatakan, keberadaan geng motor di Tasikmalaya semakin hari semakin mengkhawatirkan. Warga yang tak tahu-menahu dengan masalah geng motor juga banyak yang resah.

"Seperti korban ini yang tak tahu menahu, lagi naik motor ditusuk pisau," kata dia.

Ia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Porles Tasikmalaya Kota untuk segera melakukan penindakan. Ia meminta, polisi membentuk tim khusus untuk penanganan geng motor dan juga minuman keras (miras). Sebab, sumber kenakalan geng motor ini tidak bisa dipisahkan dari miras.

Ia juga akan mengusulkan tiap lingkungan ditentuk tim ronda. "Soalnya, kalau begini terus mau sampai kapan? Kasihan masyarakat yang pulang larut dari luar kota nanti jadi korban," ujar dia.

Ia juga meminta polisi agar dapat segera menangkap pelaku penusukan kepada korban SS. Pelaku, kata dia, harus diberi hukuman berat agar mendapat efek jera.

"Kita juga ingin geng motor liar diberantas," kata dia.

Sebelumnya, pada razia yang dilakukan Polres Tasikmalaya Kota pada awal Februari 2020, belasan pemuda di Kota Tasikmalaya ditangkap aparat kepolisian lantaran kedapatan mengonsumsi minuman keras (miras) dan obat-obatan terlarang. Beberapa di antara merupakan anggota salah satu geng motor.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, para pemuda itu tertangkap basah sedang mabuk-mabukan ketika aparat sedang melakukan razia keliling kota pada Ahad (9/2) dini hari. Bahkan, beberapa di antara mereka rata-rata masih berusia di bawah umur. Dalam razia itu, polisi menangkap sembilan pemuda, belasan kendaraan roda dua, beberapa botol barang bukti miras, dan satu bungkus obat terlarang jenis hexymer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement