REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- PT. PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang terletak di Kantor PLN ULP Embong Wungu, Jalan Dr. Soetomo, Tegalsari, Surabaya, Sabtu (29/2). SPKLU yang diresmikan menjadi yang pertama di Jawa Timur. Sehingga, pemilik kendaraan listrik bisa melakukan di stasiun tersebut, tanpa bayar, alias gratis.
"Ini masih gratis. Tentu kita lihat animonya dulu, kalau sudah banyak yang pakai (kendaraan listrik) kita komersilkan. Tapi untuk sekarang kita gratiskan. Sampai kapan waktunya, nanti disesuaikan," ujar General Manager PLN UID Jatim, Bob Saril di sela peresmian.
Meski baru ada satu di Jatim, namun, SPKLU tersebut bukan satu-satunya di Indonesia. Bob mengungkapkan, di Indonesia total sudah ada delapan SPKLU. Rinciannya, empat titik di Jakarta, dua titik di Bandung, satu titik di Bali, dan satu titik di Surabaya.
Bob tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah SPKLU di Jatim. Namun, kata dia, PLN UID Jatim, ingin terlebih dahulu melihat animo masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik. Bob khawatir, kendaraan listrik kurang bisa menarik anomi masyarakat, sehingga dikhawatirkan pembangunan SPKLU berlebih malah menjadi mubazir.
"Di tahun ini kita coba dulu satu, kemudian kita tempatkan di umum. Kita lihat dulu bagaimana animo masyarakatnya. Karena percuma saja kalau banyak tapi animonya biasa saja, kan sia-sia saja karena gak dimanfaatkan," ujar Bob.
Bob mengakui, pengguna kendaraan listrik di Indonesia masih rendah. Sehingga pengguna SPKLU yang disebar di beberapa titik di Indonesia, belum terlalu signifikan. Menurutnya, perlu keterlibatan pemerintah agar pengguna kendaraan listrik di Indonesia terus berkembang. Apalagi, penggunaan kendaraan listrik sangat ramah bagi lingkungan.
"Yang paling harus kita dorong adalah peraturan untuk bisa mengadakan mobil listrik itu dengan murah. Sehingga bisa menjadi kendaraan massa. Ini kita harapkan dari pemerintah adanya kebijakan khusus misalnya yang mendorong industri atau impor yang sifatnya low cost," kata Bob.
Bob mengungkapkan, nilai investasi yang dibutuhkan untuk membuat satu SPKLU sekitar Rp 600 juta. Bob juga menyatakan kesiapan PLN membantu jika ada investor yang berniat mendirikan SPKLU.
"Ini investasinya sekitaran Rp 600 juta. Kalau ada investor yang ingin bangun boleh saja. Investasimya sekitar segitu. Ini ada dua colokan, waktu isinya untuk penuh itu sekitar setengah jam," kata Bob.
Wakil Rektor IV Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bidang Riset, Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian, Bambang Pramujati menyambut baik peresmian SPKLU tersebut. Dimana menurutnya itu akan mendukung industri kendaraan listrik. Apalagi ITS tengah gencar-gencarnya memproduksi kendaraan listrik.
"Kita kan baru sepeda motor Gesits itu. Kalau kendaraan mobil kita masih dalam tahap perancangan. Kita sudah punya mobil komodo itu juga dari ITS. Komodo itu kecepatannya 80-100 kilometer per jam. Sekali ngisi bisa mencapai 150 kilometer," kata Bambang.
Bambang mengaku, pihaknya juga tengah menjalin bekerja sama dengan Toyota untuk melakukan perubahan kendaraan biasa menjadi listrik. Karena, kata dia, kalau beli mobil listrik yang baru, biayanya mahal. Sehingga dia menvari formula agar masyarakat mau menggunakan mobil listrik, dan bisa menyediakannya dengan harga yang lebih murah.
"Kita coba (mobil biasa) kita ganti listrik, nanti kita standarkan. Dengan begitu jumlah kendaraan listrik bisa meningkat," kata Bambang.