REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pembatalan perjalanan wisata luar negeri dari dan ke Sumatera Utara terus meningkat. Pembatalan itu dengan dalih khawatir serangan virus corona (Covid19) yang mewabah hingga ke berbagai negara.
"Ada konsumen yang langsung membatalkan dan sebagian menunda perjalanan dari dan ke Sumut," ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumut, Solahuddin Nasution di Medan, Sabtu (29/2).
Menurut dia, penurunan dan bahkan nyaris tidak adanya wisatawan asing yang datang dan warga Sumut yang berangkat ke luar negeri membuat bisnis perjalanan wisata di Sumut drastis turun. "Bisnis perjalanan wisata benar-benar hancur. Apalagi wisata umrah terganggu juga akhirnya," katanya.
Solahuddin menyebutkan, kalau hingga Juni, Virus Covid19 masih juga mewabah, maka sudah dipastikan bisnis usaha perjalanan wisata Sumut tahun 2020 hancur. Alasan dia, wisatawan biasanya melakukan pemesan paket wisata atau minimal tiket penerbangan untuk berwisata pada jauh hari sebelum keberangkatan.
"Virus Covid19 benar-benar mengganggu bisnis pariwisata. Kasus Virus Corona lebih memberi dampak negatif dibandingkan saat krisis global," ujar Solahuddin.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Denny S Wardhana, menyebutkan, Virus Corona juga berdampak pada menurunnya hunian hotel. "Biasanya tamu Malaysia dan Singapura masih tetap ada menginap di hotel walau ada krisis global.Namun sejak serangan Virus Corona nyaris tidak ada," ujarnya.
Hunian hotel semakin sepi karena tren wisatawan nusantara juga terlihat menurun. "Hunian hotel tidak sampai 50 persen.Tamu kebanyakan dari lokal atau sekitar Sumut," ujar Denny.