Sabtu 29 Feb 2020 19:35 WIB

Pencarian Korban Tertimbun Longsor Tasikmalaya Masih Nihil

Pencarian korban longsor terkendala material longsoran.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nashih Nashrullah
Satu unit alat berat dikerahkan untuk membersihkan jembatan yang tertimbun material longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (29/2).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Satu unit alat berat dikerahkan untuk membersihkan jembatan yang tertimbun material longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (29/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Pencarian korban hilang yang diduga tertimbun longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Sabtu (29/2) masih belum membuahkan hasil. Tim SAR gabungan masih berusaha melakukan pembersihan di sekitar jembatan yang tertimbun longsor. 

Komandan Komando Militer (Dandim) 0612/Tasikmalaya, Letkol Inf Imam Wicaksana, mengatakan pencarian hari pertama masih nihil. 

Baca Juga

Menurut dia, petugas di lapangan terus melakukan pembersihan material sisa longsoran yang menutup dan menyangkut di jembatan menggunakan satu unit alat berat. "Diharapkan dari situ bisa muncul korban," kata dia, Sabtu.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, satu unit alat berat yang dioperasikan berusaha menarik material longsoran beruma kayu bambu. Sebab, material longsoran yang tersangkut di bawah jembatan membuat aliran sungai tertutup. 

Imam mengatakan, minimnya informasi terkait keberadaan terakhir korban menjadi kendala petugas di lapangan. Sebab, tidak ada saksi mata dalam kejadian tertimbunnya korban. 

"Kami sulit mencari tempat pastinya korban tertimbun. Kami hanya mendapat informasi yang siftanya dugaan," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, mengatakan pencarian pada Sabtu dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB oleh tim SAR gabungan, mulai dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, dan masyarakat sekitar. Hingga proses pencarian dihentikan pada pukul 17.00 WIB, korban belum juga ditemukan. 

"Korban belum berhasil ditemukan. Tadi kita menemukan sepeda motor, tapi bukan milik korban. Namun milik masyarakat yang saat kejadian melintas dekat lokasi," kata dia.

Irwan menilai, proses pencarian korban terkendala karena material longsoran begitu tebal. Menurut dia, material longsor memenuhi badan sungai yang kedalamannya mencapai 15 meter. "Jadi kita sulit untuk evakuasi," ujar dia.

Dia menambahkan, proses pencarian akan dilanjutkan pada Ahad (1/3). Pencarian akan dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Rencananya, proses pencarian korban hilang masih akan dipusatkan di sekitar jembatan.  

Sebelumnya, bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat sekira pukul 05.30 WIB, menyebabkan jembatan penghubung antardesa terputus dan ratusan warga terisolasi. Bedasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, setidaknya terdapat 170 kepala keluarga (KK) yang terisolasi. Selain itu, satu orang hilang diduga tertimbun longsor.

Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, meninjau langsung lokasi bencana longsor yang terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (28/2) sore. Sebab, tanah longsor yang terjadi pada Jumat pagi memutus jembatan penghubung antarkota yang menyebabkan ratusan warga terisolasi dan satu orang hilang diduga tertimbun longsor.

Ade ingin memastikan ratusan warga yang terisolasi di dua desa, Kecamatan Cisayong dan Sukaratu, dalam kondisi baik-baik saja. 

Dia menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya bersama instansi terkait lainnya akan segera melakukan penanganan agar aktivitas masyarakat kembali normal. "Karena masih ada warga yang terjebak atau terisolasi. Harus segera ditangani," kata dia di lokasi kejadian.

Menurut dia, selain melakukan pencarian korban yang hilang, tim gabungan di lapangan menormalisasi kembali aktivitas warga yang terisolasi. 

Dia menegaskan, Pemkab akan mendukung penuh penanganan pascabencana agar berjalan lancar dan cepat. Dengan begitu, warga yang terisolasi dapat kembali normal beraktivitas.

Dia khawatir, jika jalur alternatif menuju lokasi terisolasi, ada warga yang kekurangan logistik atau membutuhkan penanganan medis. "Jadi kita lakukan pencarian sekaligus membuka jalur untuk korban terisolasi. Saya ingin dua-duanya berjalan," kata dia.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement