REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya 11 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan yang menyebar di wilayah pesisir Provinsi Riau, Sabtu. Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Putri Santy Siregar menyatakan, titik-titik panas indikasi karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai.
Seluruh wilayah itu berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Negeri Jiran Malaysia serta Singapura. "Titik panas terbanyak ada di Kepulauan Meranti sebanyak tujuh titik, kemudian Rokan Hilir tiga titik serta Dumai satu titik panas," ujar Putri dalam keterangan tertulis yang diterima di Pekanbaru.
Meskipun begitu, dari 11 titik panas, hanya empat titik yang terdeteksi sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 hingga 100 persen. Ke empat titik api tersebut berada di Kepulauan Meranti tiga titik dan Rokan Hilir satu titik api.
Jumlah titik panas di Riau sebenarnya terus menunjukkan tren penurunan, setelah pada Kamis lalu (27/2) terdeteksi sebanyak 43 titik panas. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menjadi perhatian pemerintah pusat karena dampaknya dinilai sangat merugikan berbagai sektor.
Beberapa waktu sebelumnya Kepala Polri Jenderal Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Riau untuk melihat kesiapan aparat setempat untuk menanggulangi Karhutla. Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau sepekan silam juga untuk memastikan potensi kebakaran hutan dan lahan ditangani dengan baik, selain untuk melakukan agenda lainnya.