REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Aparat gabungan melakukan penanganan jembatan yang terputus akibat longsor yang terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (28/2). Sejumlah cara dilakukan demi membuka akses jalan untuk warga yang terisolasi, salah satunya dengan membuat jembatan darurat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, jembatan darurat itu telah dapat dilewati petugas ataupun warga. Namun untuk melewatinya harus ekstra hati-hati. "Karena jembatan itu masih licin," kata dia di lokasi, Jumat sore.
Berdasarkan pantauan Republika, jembatan darurat itu berlokasi sekira 200 meter dari lokasi jembatan yang tertimbun. Jembatan darurat itu terbuat dari bambu, dengan panjang sekira 15 meter.
Menurut Irwan, pihaknya akan memasang anyaman bambu di lantai jembatan agar tidak terlalu licin. Sebab, hari sudah terlalu sore untuk menyelesaikan pembuatan jembatan dengan sempurna. Ia menambahkan, setiap warga yang lewat juga akan diawasi oleh petugas. "Hari ini kita off dulu, di lokaai akan dilakukan pengawasan oleh TNI dan Polri. Masyarakat juga jangan mendekat dulu," kata dia.
Irwan mengatakan, longsor susulan beberapa kali terjadi di bagian hulu sungai. Akibatnya, material longsoran itu semakin tinggi menutup badan sungai. Apalagi sekarang masih terjadi hujan, dikhawatirkan tanah terus bergerak.
Sebelumnya, bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat sekira pukul 05.30 WIB, menyebabkan jembatan penghubung antardesa terputus dan ratusan warga terisolir. Bedasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, setidaknya terdapat 170 kepala keluarga (KK) yang terisolasi. Selain itu, satu orang hilang diduga tertimbun longsor.