Jumat 28 Feb 2020 15:05 WIB

4.218 Ha Sawah di Karawang Terancam Gagal Tanam dan Panen

Sawah-sawah tersebut ada yang sudah ditanam dan baru mulai disemai.

Foto aerial sawah terendam banjir
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Foto aerial sawah terendam banjir

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Banjir melanda Kabupaten Karawang selama beberapa hari. Hingga Jumat (28/2) ini, sejumlah desa juga masih tergenang air, termasuk lahan persawahan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, ribuan hektar sawah terdampak banjir yang sebelumnya yang mencapai 26 kecamatan terendam. Akibat terendam, areal sawah ini terancam gagal tanam dan panen.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Edi Suryana menyebutkan data laporan hingga Jumat (28/2) ini 4.218 hektar sawah terdampak selama banjir. Sawah-sawah tersebut ada yang sudah ditanam dan baru mulai disemai.

“Bisa gagal tanam bagi yang sudah semai ataupun gagal panen bagi yang sudah tanam,” kata Edi kepada Republika, Jumat (28/2).

Ia mengatakan umur tanaman padi yang terdampak areal sawah banjir berkisar 1-45 hari dengan tinggi 3-100 centimeter. Sementara tinggi genangan banjir kemarin berkisar 20-100 centimeter. Menurutnya dari total 4.218 sawah terdampak tersebut, 2.262,5 hektar terpantau rusak ringan. Sementara 1.995 hektar diperkirakan rusak berat. Hingga saat ini beberapa hektar sawah juga masih dalam kondisi terendam.

 

“Kalau genangan sampai menutup daun bendera tidak lebih dari tujuh hari dipastikan tanaman akan mati,” ujarnya.

Lokasi lahan sawah yang terdampak banjir, disebutkannya berada di enam kecamatan. Yakni Kecamatan Klari, Cilamaya Kulon, Telukjambe Barat, Kutawaluya, Pedes, dan Majalaya. Meski demikian, ia memgaku pihaknya belum bisa memasstikan luas lahan yang gagal tanam atau panen. Dinas Pertanian masih terus memantau dan mendata kondisi di lapangan hingga hari ini.

“Saat ini kami belum bisa memastikan berapa hektar yang gagal tanam atau panen. Petugas masih terus mendata dan memantau,” ujarnya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement