REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memberlakukan larangan membawa plastik bagi pengunjung yang berwisata di area Taman Hutan Raya (Tahura) yang ada di Surabaya. Hal itu termasuk di area wisata Mangrove Wonorejo dan Gunung Anyar.
Pelaksana tugas (Plt), Kepala DKPP Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, diberlakukannya larangan tersebut sebagai langkah untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman seperti mangrove. Irvan mengungkapkan, aturan tersebut telah diberlakukan sejak 1 Januari 2020. Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan petugas screening pada akses masuk untuk memeriksa setiap pengunjung yang datang.
“Larangan (membawa plastik) sudah berjalan 1 bulan yang lalu di semua Tahura. Dan ini memang keinginan Ibu Wali Kota (Tri Rismaharini) untuk mengkampanyekan masalah plastik,” kata Irvan di Surabaya, Jumat (28/2).
Bagi pengunjung yang diketahui membawa plastik, kata Irvan, baik itu botol kemasan minuman ataupun plastik makanan, maka mereka tidak diperbolehkan masuk di area Tahura. Namun, pengunjung masih diperbolehkan membawa tumbler sebagai pengganti botol minum kemasan. “Jadi semua pengunjung akan discreening di setiap pintu masuk oleh petugas,” katanya.
Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan Tahura yang ada di Surabaya, khususnya ekosistem Mangrove. Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk menumbuhkan awareness masyarakat agar lebih peduli lagi terhadap lingkungan.
"Mangrove ini harus diselamatkan dari sampah plastik. Karena (plastik) ini dapat mengganggu kelangsungan mangrove yang ada di Surabaya," ujarnya.
Pria yang juga menjabat Kepala Satpol PP Kota Surabaya ini memastikan, petugas DKPP juga rutin terjun untuk memunguti sampah yang ada di kawasan mangrove. Pasalnya, keberadaan sampah plastik ini akan berdampak pada lingkungan, terutama mangrove.
“Setiap hari kita juga menerjunkan petugas untuk memunguti sampah di kawasan mangrove,” kata Irvan.
Bahkan, untuk melindungi habitat mangrove, kata Irvan, pihaknya juga melakukan penggantian tali rafia ke tali ijuk yang dulu digunakan sebagai penyangga tanaman mangrove. Upaya ini dilakukan agar tanaman mangrove ini dapat tumbuh dengan sehat dan bebas dari plastik.
"Penanaman pohon diganti dengan ijuk, yang dulunya pakai tali rafia diganti," kata Irvan.