REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kerajaan Arab Saudi secara mendadak memberlakukan pelarangan ketibaan sementara jamaah umroh dari luar negara tersebut pada Kamis (27/2). Kebijakan guna menangkal penyebaran virus corona baru alias Covid-19 itu mengakibatkan kekacauan di berbagai bandara di Tanah Air, mancanegara, dan di bandara di Jeddah dan Madinah.
Abdurrahman Karaman, seorang koordinator lokal ketibaan jamaah umroh dari Indonesia, menuturkan, sempat tiba pesawat maskapai Emirates membawa jamaah Indonesia di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sekira pukul 09.00 waktu setempat. Para penumpang tersebut tak diizinkan turun dan pesawat kemudian terbang kembali.
Menurut Abdurahman, seluruh pesawat transit dari Oman, Uni Emirat Arab, dan Ku wait memang langsung diterbangkan kembali begitu tiba di bandara kemarin. Sementara pesawat-pesawat yang telah sampai di Abu Dhabi, Dubai, Kolombo di Sri Lanka, dan Malaysia, seluruhnya balik ke Tanah Air. "Bandara Jeddah dan Madinah semua close gate," kata dia kepada Republika, kemarin.
Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin, terjadi penumpukan ratusan jamaah di Terminal 3. Mereka akhirnya dipastikan gagal berangkat. Sementara, di Bandara Juanda Sidoarjo, satu penerbangan ke Saudi di batalkan.
Di Bandara Internasional Karachi, Pakistan, sebanyak 133 jamaah yang telah menaiki pesawat Pakistan International nomor penerbangan PK-747 terpaksa turun dari pesawat karena penerbangan dibatalkan.
Kepala Pelayanan Kesehatan Komite Haji Saudi untuk Asia Tenggara Ehsan Bouges mengiyakan, sejumlah pesawat memang diterbangkan kembali setelah mendarat di Jeddah dan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, Kamis (27/2). Ia tak bisa memastikan sampai kapan kebijakan itu berlangsung. "Ini murni untuk mencegah virus korona," kata dia.
Dalam maklumat dari Kerajaan Saudi yang ia kirimkan kepada Republika, disebutkan bahwa seluruh visa umrah dan kunjungan dibekukan sementara untuk seluruh negara.
Sementara, visa wisata dibekukan bagi pengunjung dan awak kabin dari Cina, Taiwan, Hong Kong, Iran, Italia, Korea Selatan, Makau, Jepang, Malaysia, dan Indonesia. Hal yang sama diberlakukan untuk Pakistan, Afghanistan, Irak, Filipina, Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, dan Vietnam.
Tak dijelaskan pemilihan negara-negara itu. Sebagian besar memang telah melaporkan inveksi Covid-19, tapi tak demikian dengan Indonesia, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Somalia. Selain itu, negara-negara lain yang telah disinggahi Covid-19, seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Australia, Nepal, dan Bahrain, tak masuk daftar.
"Itu yang saya sampaikan kepada Duta Besar Arab Saudi tadi. Saya sampaikan mengapa Indonesia (masuk daftar pembatasan). Karena, Indonesia kan belum (ada kasus positif korona). Jadi, alasan mengenai Covid-19 tersebut belum relevan diberlakukan untuk Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Kamis (27/2).
Calon jamaah umroh menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Makkah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2).
Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menjajaki negosiasi dengan otoritas Arab Saudi agar jamaah umrah yang telanjur terbang atau sudah mendarat tetap bisa melanjutkan ibadahnya.
"Jadi, teman-teman, baik yang di Riyadh maupun di Jeddah dan dari saya di Jakarta, juga melakukan pendekatan agar yang telanjur landing diperkenankan untuk umrah. Walau katakanlah ada pemeriksaan pemeriksaan kesehatan," kata Retno.
Sementara itu, untuk jamaah yang sudah menjalankan ibadahnya di Arab Saudi, Retno menekankan bahwa belum ada perintah untuk keluar. Pada prinsipnya, kata dia, Pemerintah Indonesia menghormati keputusan Arab Saudi untuk menutup gerbang masuk jamaah umrah dari seluruh dunia.
Permintaan Pemerintah Indonesia, kata dia, untuk saat ini masih sebatas diizinkannya jamaah yang masih menjalankan ibadah atau yang baru saja tiba di Arab Saudi untuk melanjutkan umrah. "Tetapi, saya kira permintaan kita cukup ini ya, maksudnya kita bisa pahami karena mereka sudah telanjur ada di dalam pesawat," kata Retno.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan menghormati kebijakan Arab Saudi menghentikan sementara kunjungan umrah dari berbagai negara. "Kita menghargai, kita menghormati. Karena, apa pun yang namanya kesehatan itu dinomorsatukan oleh Pemerintah Arab Saudi. Kita sangat menghargai," kata Jokowi. (abdurrahman rabbani/dadang kurnia/andrian saputra/sapto andika candra/dessy suciati saputri ed:fitriyan zamzami)
Ekonomi Umroh
- Jamaah Mancanegara : 6,7 juta orang/tahun
- Jamaah Indonesia : 1,1 juta orang/tahun
- Lama Tinggal : 2 pekan s.d 3 pekan
- Pengeluaran Jamaah : Rp 1,1 juta/hari s.d Rp 3,4 juta/hari
- Biaya Visa per Jamaah : Rp 1,8 juta
- Sumbangan untuk GDP Saudi : Rp 84 triliun/tahun s.d Rp 98 triliun/tahun
(Sumber: Statistik Umrah 2018 dari BPS Saudi/Arabnews)