Jumat 28 Feb 2020 04:28 WIB

Corona Buat Jepang Liburkan Sekolah Lebih Awal

Keputusan libur ini menimbang penyebaran virus Corona yang belum terhenti.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta warganya untuk bekerja dari rumah atau mengurangi jam kerja di kantor demi mengurangi risiko penularan virus corona (Covid-19).
Foto: Business Wire
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta warganya untuk bekerja dari rumah atau mengurangi jam kerja di kantor demi mengurangi risiko penularan virus corona (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seluruh tingkat pendidikan di Jepang akan libur mulai 2 Maret hingga akhir bulan. Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan keputusan libur untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah ini menimbang penyebaran virus Corona, Kamis (27/2).

"Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan anak-anak di atas segala hal lainnya, kami akan meminta semua sekolah dasar, menengah, dan atas di Jepang untuk sementara tutup dari 2 Maret hingga liburan musim semi," ujar Abe.

Baca Juga

Tahun pelajaran berakhir pada Maret dengan liburan musim semi biasanya dimulai pada akhir bulan. Namun, libur akhirnya dilakukan lebih awal untuk mengatasi penyebaran yang lebih luas di Jepang. "Satu atau dua minggu mendatang ini adalah periode yang sangat penting," kata Abe kepada satuan tugas virus Corona.

Pengumuman mendadak tentang libur sekolah lebih cepat memicu kesibukan di media sosial. Para orang tua sekarang sibuk mengatur pengasuhan anak.

"Perasaan jujur saya, semua sekolah sedang istirahat? Penting untuk melindungi anak-anak, tetapi apa yang terjadi jika mereka memiliki orang tua yang bekerja?" ujar akun @Kogoro1982 menanggapi pengumuman itu.

Jumlah kasus di Jepang naik menjadi lebih dari 200 pada Kamis dibanding sebelumnya 186 kasus. Di pulau utama Hokkaido utara, 15 kasus baru terkonfirmasi, termasuk dua anak di bawah usia 10 tahun.

Selain itu, seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu bus wisata dinyatakan positif terkena virus Corona untuk kedua kalinya. Petugas prefektur Osaka menyatakan, dia sempat terinfeksi virus tersebut dan sembuh, tetapi kembali terserang.

Menteri Kesehatan Katsunobu Kato mengatakan di parlemen, pemerintah pusat perlu mengawasi kondisi mereka yang sebelumnya telah pulih dari gejala awal. Sebab, para ahli kesehatan menganalisis implikasi pengujian positif untuk virus setelah pemulihan awal.

"Setelah Anda terinfeksi, infeksi ini dapat tetap tidak aktif dan dengan gejala minimal, dan kemudian Anda dapat mengalami eksaserbasi jika ditemukan di paru-paru," kata Profesor Mikrobiologi dan Patologi di NYU School of Medicine Philip Tierno Jr.

Tierno mengatakan, masih banyak yang tidak diketahui tentang virus Corona. "Saya tidak yakin bahwa ini bukan bi-phasic, seperti antraks," katanya.

Pemerintah telah mendesak agar pertemuan besar dan acara-acara olahraga dibatalkan atau ditunda selama dua pekan untuk menahan penyebaran virus. Meski begitu, Jepang masih bersikeras bahwa Olimpiade Musim Panas 2020 tetap akan dilanjutkan di Tokyo.

"Olimpiade harus ditunda jika ini berlanjut ... Ada banyak orang yang tidak mengerti betapa mudahnya menyebarkan infeksi ini dari satu orang ke orang lain," kata Philip Tierno Jr.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement