REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima kunjungan kerja Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, Kamis (27/2). Pada kunjungan tersebut, Nyoman diajak Risma berkeliling mengunjungi beberapa taman. Di antaranya Taman Harmoni dan Taman Flora. Nyoman juga diajak menengok PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di Kecamatan Bratang.
Pada pertemuan yang digelar, salah satu yang menjadi pembahasan adalah potensi kerja sama anatar Surabaya dan Bali, terkait pengelolaan sampah. Risma bahkan menegaskan siap menghibahkan sistem pengelolaan sampah di Surabaya agar bisa diterapkan di Bali.
"Iya siap tadi saya sampaikan ke Pak Ketua DPRD (Bali), saya siap bantu kalau misalkan dibutuhkan untuk bagaimana pengelolaan sampah di sana," ujar Risma.
Risma berpendapat, Bali salah satu daeeah yang memiliki keindahan, sehingga menjadi jujugan wisatawan asing. Tapi, kata dia, karena jutaan wisatawan datang, dan kesadaran soal sampah belum benar-benar tertanam, akhirnya sampah jadi masalah. Padahal, jika dikelola, sambah bisa menjadi barang bermanfaat, seperti kompos.
“Pengelolaan sampah harus jadi kompos misalnya. Soal besar atau kecil tidak masalah. Dari pupuk kompos ini kita gunakan untuk memupuk taman. Kalau tidak pakai pupuk kompos, biaya mahal,” ujar Risma.
Selain itu, kata Risma, Kompos juga bisa dijadikan listrik. Contohnya PLTSa Bratang yang bisa mengaliri listrik di Taman Flora, dan Kebun Bibit, Bratang, Surabaya. Apalagi pembangunan PLTSa Bratang ini tidak membutuhkan anggaran banyak, karena tidak sampai Rp 200 juta.
“PLTSa ini menggunakan sistem gasifikasi atau dengan sistem pemanasan. Jadi kita gunakan plastik yang tidak bisa dijual seperti plastik bungkus permen, plastik mie instan dan lain sebagainya. Dari segi anggaran sangat efisien, karena cukup murah,” ujar Risma.
Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama mengakui adanya permasalahan besar di Bali yakni soal sampah. Sampah-sampah yang ada hanya ditumpuk di TPA tanpa ada daur ulang, apalagi diolah menjadi listrik seperti di Surabaya.
“Soal PLTSa di Bali masih kita rencanakan. Kami akui memang agak terlambat soal pengelolaan sampah ini. Makanya kami belajar ke Surabaya untuk pengelolaan sampah yang menurut kami sangat baik," ujar Wayan.
Wayan menegaskan, pihaknya sangat tertarik untuk belajar pengelolaan sampah terhadap Surabaya. Bahkan, kata dia, jika pun tidak bisa diolah menjadi listrik, yang terpenting permasalahan sampah tersebut bisa diselesaikan.
Wayan juga mengapresiasi Pemkot Surabaya, yang dirasanya sangat berkembang dan bersih di bawah kepemimpinan Risma. Bahkan menurutnya, daerah lain perlu belajar di Kota Pahlawan terkait pengelolaan sampah, dan penataan ruang terbuka hijau.