Kamis 27 Feb 2020 13:49 WIB

Tiap Hari 5 Ton Tinja Manusia di Bandung Dibuang ke Sungai

Citarum Harum turut berkontribusi warga tidak buang air besar ke sungai.

Rep: M Fauzi Ridwan / Red: Agus Yulianto
 Warga  belum memiliki jamban sehat. Tampak saluran pembuangan langsung menuju ke sungai.
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Warga belum memiliki jamban sehat. Tampak saluran pembuangan langsung menuju ke sungai.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG - - Sebanyak 5 ton tinja manusia di Kota Bandung, dibuang langsung ke sungai dan selokan per hari atau buang air besar sembarangan. Kondisi tersebut mendorong terjadinya pencemaran lingkungan. Dampak lainnya yaitu kasus penyakit menular seperti diare yang dialami masyarakat tiap tahun meningkat.

"64 persen itu sudah (tidak membuang BAB sembarangan), sisanya kurang lebih 200 ribu kepala keluarga BAB sembarangan. Seharinya, tiap orang buang tinja 200-300 gram. Dihitung ada 5 ton per hari dibuang ke selokan dan sungai dan mencemari lingkungan," ujar Ketua Forum Bandung Sehat, Siti Muntamah, Kamis (27/2).

Dia mengungkapkan, Kota Bandung saat ini berada di urutan ke 23 dari 27 kabupaten dan kota yang berada di wilayah Jawa Barat. Menurutnya, harus dilakukan intervensi yang berbeda pada masing-masing wilayah.

"(Kecamatan) Sumur Bandung, satu wilayah yang masuk zona merah buang air besar sembarangan dan pemukiman padat penduduk," katanya. Istri Wali Kota Bandung ini pun mengimbau masyarakat untuk selalu mencuci tangan saat akan beraktivitas dan sesudahnya.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung, Widyastuti mengatakan, baru 7 kelurahan yang sudah bebas dari buang air bersih sembarangan. Sedangkan, 144 kelurahan lainnya belum terbebas dari buang air besar.

Menurutnya, tiap-tiap wilayah yang belum terbebas dari buang air besar di antaranya sudah ada yang mencapai 98 persen. Namun, angka tersebut belum dikategorikan sebagai wilayah yang bebas air besar.

"Masih ada keluarga yang belum memiliki jamban sehat, itu belum disebut bebas buang air bersih. Intervensi yang akses sanitasinya 50 persen dan 80 persen berbeda," katanya.

Dia mengatakan, target 2020 semua wilayah bebas dari buang air besar sembarangan. Namun melihat anggaran yang ada, dari total 200 ribu KK yang belum terbebas buang air besar sembarangan hanya bisa menyelesaikan 85 ribu KK.

"Sisanya 115 ribu KK harus mandiri atau melibatkan CSR," katanya. Menurutnya, keberadaan gerakan Citarum Harum turut berkontribusi terhadap pencegahan warga yang membuang air besar sembarangan ke sungai.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement