REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo enam mengguncang Maluku, Rabu (26/2). Kendati demikian, gempa tidak mengakibatkan tsunami. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menjelaskan, wilayah Maluku pada Rabu pukul 14.33.12 WIB diguncang gempa tektonik.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=6,7 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M=6,0," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id Rabu.
Ia menyebutkan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,68 LS dan 131, 19 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 56 kilometer (km) arah Barat Laut Kota Saumlaki, Maluku pada kedalaman 63 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktifitas sesar lokal.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip)," katanya.
Ia mengakui guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Saumlaki IV MMI. Artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Tual II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini, ia menyebutkan belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Hingga Rabu (26/1) pukul 14.50 WIB, ia menyebutkan hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," katanya.
Selain itu, ia meminta masyarakat pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.