Rabu 26 Feb 2020 14:58 WIB

Gubernur Jabar Tawarkan Peluang 600 T Berinvestasi 

'Tahun 2045, Indonesia bisa berada pada urutan ke-4 ekonomi dunia'.

Rep: Rachmat Santosa Basarah/ Red: Mohamad Amin Madani
Penandatanganan nota kesepakatan antara Kadin Jabar dengan  Australia Indonesia Business Chamber (AIDC). Kesepakatan kerjasama di berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, agro industri, energi perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan dan juga peternakan ini dilakukan oleh  Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana dengan Australia Indoneia Business Chamber (AIDC) Garret Hart serta disaksikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Penandatanganan dilakukan di Melbourne, Selasa (25/2).
Foto: Republika/Rachmat Santosa Basarah
Penandatanganan nota kesepakatan antara Kadin Jabar dengan Australia Indonesia Business Chamber (AIDC). Kesepakatan kerjasama di berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, agro industri, energi perikanan, kelautan, pertanian, perkebunan dan juga peternakan ini dilakukan oleh Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana dengan Australia Indoneia Business Chamber (AIDC) Garret Hart serta disaksikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Penandatanganan dilakukan di Melbourne, Selasa (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka pintu lebar-lebar dan menawarkan peluang besar kepada Australia untuk berinvestasi ke Jabar. 

 

''Dalam pertemuan dengan Premiere Victoria, saya datang ke sini dengan membawa tangan yang terbuka lebar untuk berinvestasi di Jawa Barat. Nilainya mencapai 600 triliun,'' ungkap Gubernur Jabar Ridwan Kamil usai bertemu dengan Premiere Victoria di Melbourne, Victoria, Australia, Selasa (25/2). Hal ini diungkapkan Kang Emil, sapaan Gubernur Jabar, di depan ratusan masyarakat Indonesia yang berada di Australia, dalam pertemuan di Konsulat Jendral Indonesia di Melbourne. Dikatakannya, tahun lalu, jumlah investasi di Jabar mencapai 137 triliun.

 

''Sesuai pesan dari Bapak Presiden Jokowi, jika melakukan kunjungan kerja ke luar negeri yang diutamakan adalah kerjasama dalam bidang ekonomi,'' tandas Kang Emil. Dikatakan Kang Emil, saat ini posisi ekonomi Indonesia berdasarkan G 20, berada di urutan ke-15. Menurut laporan Bank Dunia, dikatakannya, pada 10 tahun lagi, Indonesia bisa berada di urutan ke-8 ekonomi dunia. ''Dan 25 tahun lagi atau di 2045, Indonesia bisa berada pada urutan ke-4 ekonomi dunia,'' tandas Kang Emil.

 

Seperti dilaporkan wartawan Republika Rachmat Santosa Basarah dari Melbourne, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga mengungkapkan bahwa hal tersebut tentu saja bisa tidak tercapai karena sejumlah faktor. ''Setidaknya ada tiga faktor yang bisa menggugurkan mimpi atau harapan  tersebut. Pertama, tentunya pertumbuhan ekonomi tidak boleh kurang dari lima persen. Kedua, tentunya juga harus didukung oleh kondisi politik dan sosial ;politik yang kondusif dan baik. Jangan bertengkar,'' tegas Kang Emil.

 

Faktor ketiga ynag bisa memupuskan harapan itu menurut Kang Emil, adalah jika anak cucu kita nanti tidak kompetitif. Menurutnya, diperkirakan di tahun 2045 nanti jumlah penduduk Indonesia mencapai 300 juta jiwa. ''Sebagian besar akan merupakan generasi muda. Tentunya akan menjadi kekuatan besar jika mampu berkompetisi di pentas dunia,'' kata Kang Emil.

 

Sementara Kepala Dinas  Perindustrian dan Perdagangan Mohammad Arifin Soedjayana yang mendampingi Gubernur Jabar, mengungkapkan kepada Republika, bahwa setiap kunjungan Gubernur Jabar ke luar negeri sebagian besar selalu membawa misi ekonomi investasi dan perdagangan. ''Dalam pertemuan dengan Premiere Victoria tersebut, banyak sekali sektor-sektor yang ditawarkan kepada Australia. Premiere mengungkapkan akan mempelajarinya,'' papar Arifin. 

 

Salah satu agenda kunjungan Gubernur Jabar ke Australia ini juga penandatanganan nota kesepakatan kerjasama antara Melbourne dan Jabar. Penandatanganan dilakukan oleh Ketua Kadin Jabar Tatan Pria Sudjana dengan Australia Indoneia Business Chamber (AIDC) Garret Hart. ''Penandatanganan tersebut merupakan nota kesepakatan  kolaborasi semua potensi ekonomi Melbourne dengan Jabar. Dari mulai ekonomi infrastrutkur, agro industri, energi, perikanan kelautan, pertanian, perkebunan dan juga peternakan. Termasuk juga pendidikan. Itu tadi yang dikerjasamakan. Dan diharapkan kolaborasi ini bisa mendatangkan porto folio positif untuk Melbourne dan Jabar,'' tandas Tatan usai penandatanganan nota kesepakatan. 

 

Tatan juga mengungkapkan dalam pertemuan dengan Premiere, Gubernur Jabar menawarkan investasi besar di Jabar. ''Bagaimana potensi ekonomi Jabar dari mulai infrastruktur. Karena Jabar butuh 600 triliun untuk membangun infrastruktur di Jabar dan Jabar potensial market karena jumlah penduduknya yang besar, 50 juta jiwa,'' katanya.

 

Gubernur Jabar pada hari ini, Rabu (26/2) juga akan bertemu dengan Walikota Melbourne Sally Capp dan juga Gubernur Victoria Linda Dessau.

 

Kunjungan kerja Gubernur Jabar dan delegasi merupakan upaya peningkatan kerjasama di berbagai bidang. Meliputi bidang perdagangan, pertanian, peternakan serta pendidikan. Dalam kunjungan kerja selama tiga hari di Melbourne, Victoria, Australia, Gubernur Jabar dan delegasi melakukan 20 pertemuan dengan berbagai stakeholder di Melbourne Victoria. Sebanyak 80 persen di antaranya adalah menjalin kerjasama ekonomi bisnis, perdagangan. Gubernur Jabar juga meresmikan pembukaan Jabarano Cafe. Kafe kopi yang merupakan bagian dari Program Diplomasi Kopi yang dicanangkan untuk mempromosikan produk indsutri perkebunan Jabar, utamanya kopi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement