Rabu 26 Feb 2020 08:46 WIB

Waspada, Jakarta Diprediksi Hujan Hingga Kamis Dini Hari

BMKG memprediksi hujan disertai angin kencang terjadi di Jakarta dan Kepulauan Seribu

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Hujan mengguyur Jakarta (2/2).BMKG memprediksi hujan disertai angin kencang terjadi di Jakarta dan Kepulauan Seribu, Rabu hingga Kamis dini hari
Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
Hujan mengguyur Jakarta (2/2).BMKG memprediksi hujan disertai angin kencang terjadi di Jakarta dan Kepulauan Seribu, Rabu hingga Kamis dini hari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sejumlah wilayah di Indonesia bakal diguyur hujan. BMKG memprediksi bahwa hujan akan turun secara merata di seluruh kawasan Jakarta termasuk kepulauam seribu pada dini hari nanti.

Secara keseluruhan, BMKG memperkirakan cuaca berawan hingga hujan ringan akan terjadi di Kepulauan seribu, Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Memasuki siang hari cuaca serupa diprediksi menaungi Jakarta Selatan dan Timur.

Kondisi berawan hingga hujan ringan itu masih akan berlanjut hingga malam hari dan terjadi secra merata di seluruh kawasan Jakarta kecuali bagian timur. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat baru akan terjadi pada dini hari nanti di seluruh area ibu kota.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat agar mewaspadai potensi hujan lebar disertai kilat dan angin kencang. Hal tersebut diperkirakan mungkin terjadi di area Jakarta dan Kepulauan Seribu pada malam dan dini hari.

Dalam konferensi pers, Selasa (25/2) BMKG telah memprediksi bahwa cuaca buruk akan terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Iklim demikian akan menaungi nusantraa hingga satu pekan ke depan.

"Potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi hingga periode Maret mendatang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Dia mengatakan, cuaca demikian sudah terpantau sejak 1866-2019 lalu. Dia melanjutkan, hal yang sama diproyeksi juga akan terhadi di masa yang akan datang atau sekitar tahun 2020-2040.

BMKG, Dwi mengatakan, mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan lompatan dan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dia melanjutkan, kordinasi dan sinergitas antara stakeholder terkait dalam penanganan bencana banjir juga perlu ditingkatkan lagi.

BMKG meminta pemerintah untuk mengintegrasikan pengelolaan lingkungan dan tata air dari hilir ke hulu. Dia mengatakan, pengelolaan itu diperlukan mengkngat jumlah akumulasi curah hujan di wilayah hulu relatif lebih tinggi 1,4 kali dibanding wilayah hilir.

Sebabnya, ungkap dia, tata kelola air harus mampu menyimpan air lebih lama di wilayah hulu. Dia mengatakan, tren curah hujan ekstrem lebih dominan di wilayah hilir sehingga sistem hidrolik atau infrastruktur bangunan air perlu lebih diperkuat di wilayah tersebut.

"Pengelola banjir harus sejalan dengan pengelolaan kekeringan untuk menjaga ketahanan air pada saat musim kemarau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement