Selasa 25 Feb 2020 20:00 WIB

Surabaya Minta Warga Tenang Soal Isu Penculikan Anak

Sekolah di Surabaya dilatih mengenali gerak-gerik orang yang mencurigakan.

Surabaya Minta Warga Tenang Soal Isu Penculikan Anak. Ilustrasi Penculikan anak
Foto: Republika/Mardiah
Surabaya Minta Warga Tenang Soal Isu Penculikan Anak. Ilustrasi Penculikan anak

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya meminta warga tetap tenang, namun waspada soal maraknya isu penculikan anak yang terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini.

"Jadi, sekali lagi kami imbau warga tetap waspada, tapi juga harus tenang supaya tidak termakan hoaks. Waspada harus, tapi harus tetap tenang dan tidak boleh main hakim sendiri," kata Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat BPB Linmas Pemkot Surabaya Eko Yudi saat jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Selasa (25/2).

Baca Juga

Ia memastikan kecamatan dan kelurahan sudah membuat surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan masyarakat melalui RW dan RT setempat. Surat edaran itu sudah disebarluaskan sejak November 2019.

Eko memastikan BPB Linmas sudah menginstruksikan kepada Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Linmas untuk keliling sekolah-sekolah, terutama PAUD, TK, dan SD. Jumlah Kasatgas Linmas yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah 154 orang atau setara dengan jumlah kelurahan.

"Kalau jam pulang, saya minta dimonitor, terutama terhadap sekolah-sekolah yang sifatnya eksklusif, di mana anak-anaknya naik antar-jemput," katanya.

Ia juga meminta petugas keamanan menanyakan setiap tamu yang berkunjung, baik di sekolah maupun perumahan. Minimal tentang keinginan tamu untuk menemui siapa dan mencatat nomor kendaraannya.

"Kalau ada apa-apa akan ketahuan, tamu yang berkunjung ke rumah siapa, dan nomor kendaraannya berapa? Ini upaya preventif. Untuk perumahan yang menerapkan one gate system mudah pengawasannya," katanya.

Kendati kasus penculikan anak terjadi di luar daerah, kewaspadaan harus tetap dilakukan. Ia mengibaratkan kewaspadaan itu sebagai sedia payung sebelum hujan yang artinya, berjaga-jaga sebelum bahaya datang.

Apabila masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan, bisa menghubungi layanan tanggap darurat Command Center 112 milik Pemkot Surabaya. "Segera hubungi 112 apabila terjadi sesuatu di sekitarnya atau langsung menghubungi RT/RW dan kelurahan setempat," ujarnya.

Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Surabaya Aries Hilmi memastikan sudah meminta pihak keamanan dan guru sekolah selalu memastikan keluarga yang menjemput anak-anak. Bahkan, apabila penjemput itu bukan orang yang biasanya menjemput, anak diminta tetap berada di sekolah terlebih dahulu untuk menjaga keamanannya.

"Misal, orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam ini," katanya.

Dinas Pendidikan sudah mengadakan pelatihan bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya soal antisipasi penculikan anak. Dalam pelatihan itu, keamanan, guru, dan kepala sekolah dilatih mengenali gerak-gerik orang yang mencurigakan.

"Harapan kami sekolah bisa mengetahui gerak-gerik orang yang mencurigakan, sehingga lebih gampang antisipasinya," katanya.

Sekolah juga diminta menutup pintu gerbang sekolah saat jam pelajaran hingga dibuka kembali saat pulang sekolah. Oleh karena itu, dia juga meminta orang tua membekali anak-anaknya supaya tidak jajan sembarangan.

"Jadi, ketika anak-anak berada di sekolah, sudah kami lakukan antisipasinya. Namun, kami juga berharap orang tua juga menjaga anak-anak ketika berada di rumahnya masing-masing," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement