Selasa 25 Feb 2020 15:05 WIB

Banjir Karawang Meluas Hingga 14 Kecamatan

ercatat, ada 30 desa di 14 kecamatan yang terdampak banjir di Karawang

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Warga mengevakuasi keluarganya mengunakan perahu rakit saat banjir di Desa karangligar, Karawang, Jawa Barat, Rabu (1/1/2020).
Foto: Antara/Ibnu Chazar
Warga mengevakuasi keluarganya mengunakan perahu rakit saat banjir di Desa karangligar, Karawang, Jawa Barat, Rabu (1/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Banjir melanda Kabupaten Karawang sejak Senin (24/2) dan semakin meluas hingga pada Selasa (25/2). Tercatat, ada 30 desa di 14 kecamatan yang terdampak banjir. Warga terdampak banjir terpaksa mencari tempat lebih aman karena genangan air yang semakin tinggi.

Warga pun membutuhkan bantuan logistik karena akses terbatas untuk ke tempat lain. Salah seorang warga Kampung Benteng, Desa Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, Cholis Nur Rokhim (23) mengatakan air terus bertambah tinggi sejak kemarin. Saat ini ketinggian air sudah mencapai perut orang dewasa di sekitar rumahnya.

“Ini warga sudah pada mengungsi ke tempat aman karena air semakin tinggi,” kata Cholis kepada Republika, Selasa (25/2).

Ia mengatakan banjir membuat aktivitas warga lumpuh karena terhambat air. Anak-anak sekolah di lingkungannya pun tidak bisa bersekolah. Warga memilih mengungsi ke lokasi yang aman dari genangan air. Menurutnya, warga terpaksa mengungsi ke pinggir jalan raya karena tidak ada posko pengungsian. Warga membangun tenda ala kadarnya sambil menunggu bantuan dari pemerintah. Sementara sebagian warga ada yang mengungsi ke sanak saudara.

“Ini ada bantuan tenda tapi enggak tahu darimana. Cuma enggak cukup nampung semua, yang enggak kebagian bikin tenda masing-masing sekadarnya yang penting bisa neduh kalau hujan,” tuturnya.

Ia mengatakan warga di Kampung Benteng ini sangat membutuhkan bantuan logistik. Terutama untuk makanan dan kebutuhan balita. Ia berharap bantuan bisa di erikan secara merata dan segera datang.

“Banyak anak kecil dan balita disini, butuh pampers. Makanan juga belum ada sampai saat ini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement