Selasa 25 Feb 2020 13:22 WIB

12 Bencana Longsor Terjadi di Purwakarta Sejak Awal Tahun

Purwakarta anggarkan Rp 4,9 miliar untuk antisipasi bencana.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Warga menunjukkan bongkahan batu sebesar sekitar 6x5 meter yang menimpa sejumlah bangunan di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (9/10). Sejak awal tahun 2020 tercatat sudah ada 12 kali bencana longsor yang terjadi di Purwakarta.
Foto: ANTARA FOTO/M Luthfi Rahman
Warga menunjukkan bongkahan batu sebesar sekitar 6x5 meter yang menimpa sejumlah bangunan di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (9/10). Sejak awal tahun 2020 tercatat sudah ada 12 kali bencana longsor yang terjadi di Purwakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta meningkatkan kesiapan menghadapi bencana alam yang terjadi pada musim hujan. Bencana alam kerapa meningkat pada musim hujan yang harus diantisipasi.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan Purwakarta juga memiliki tingkat kerawanan pada bencana alam. Bencana longsor menjadi yang paling rawan terjadi di Purwakarta.

Baca Juga

“Kita paling rawan memang bencana tanah longsor yang meningkat pada musim hujan,” kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (25/2).

Wibi, sapaannya, menyebutkan pergerakan tanah ini umumnya tinggi potensi di wilayah dengan kontur dataran tinggi seperti Kecamatan Bojong. Sejak awal tahun 2020 tercatat sudah ada 12 kali bencana longsor yang terjadi di Purwakarta.

“Dari awal Januari hingga hari ini di Purwakarta terjadi 12 kali bencana tanah longsor baik skala kecil maupun sedang,” ujarnya.

Kejadian terbaru, kata dia, adalah tanah longsor yang terjadi di dua titik pada Senin (24/2) kemarin. Longsor terjadi di Kampung Neglasri Kecamatan Jatiluhur dan di Kecamatan Sukatani. Longsor disebabkan curah hujan yang meningkat di Purwakarta dalam beberapa hari ini.

Menurutnya dalam 12 kali bencana longsor tersebut tidak ada korban jiwa. Longsor kebanyakan terjadi pada tebing atau tembok penahan tanah (TPT).

Ia menyebutkan dalam mengantisipasi bencana ini, Pemkab Purwakarta menganggarkan Rp 500 juta untuk anggaran kebencanaan. Namun anggaran tersebut dikelola oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkab Purwakarta. 

“Kesiapan kita terus maksimal. Kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan OPD lain sebagai penunjang misalnya Bina Marga untuk alat berat dan sebagianya,” ujarnya.

Kepala Bagian Kesra Purwakarta, AM Sundari mengatakan Pemkab Purwakarta menganggarkan sebesar Rp 4,9 miliar terdiri dari bantuan sosial tak direncanakan (BSTD) Rp 2,4 miliar dan bantuan sosial Rp 2,5 miliar. 

Ia mengatakan BSTD peruntukannya untuk rumah roboh akibat atau dampak dari bencana, seperti longsor yang terjadi di Legoksari, Darangdan, hingga rumah roboh di sejumlah wilayah di Purwakarta. Pada awal 2020, Sundari mengatakan pihaknya telah mengeluarkan anggaran untuk bencana hingga bidang seperti pendidikan dan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement