Selasa 25 Feb 2020 02:18 WIB

Gara-Gara Corona, Harga Masker di Lampung Melonjak

Apotek di Lampung saat ini kekurangan stok masker.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Warga beraktivitas menggunakan masker di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warga beraktivitas menggunakan masker di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Masifnya pemberitaan virus Corona (Covid-19) belakangan ini, membuat harga masker warna hijau menjadi mahal di Bandar Lampung. Biasanya, harga masker berkisar Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per satuan, naik menjadi Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per satuannya.

Beberapa apotek yang menjual masker telah menaikkan harga sejak virus Corona merebak di Wuhan, China. Kenaikan juga dipicu kepulangan WNI yang kuliah dan bekerja di Wuhan, beberapa waktu lalu. Pengelola apotek menyatakan, kenaikan harga karena pasokan masker mengalami hambatan karena banyak permintaan.

Baca Juga

Para pelajar dan pegawai rata-rata perempuan yang biasa menggunakan masker mengaku kaget dengan mahalnya harga masker tersebut. Masker sekali pasang dan pakai setiap hari tersebut, menjadi berat bagi pelanggan untuk membelinya di apotik.

Beberapa pelajar menyiasati dengan membeli masker dalam kemasan pak di pasar swalayan, yang harganya masih terjangkau. “Kalau beli di apotek sudah mahal sekali ada yang Rp 3.000, ada yang Rp 5.000 per satuan,” kata Citra, siswi SMA IT di Bandar Lampung, Senin (24/2).

Sebelumnya, dia biasa membeli masker dua sampai tiga lembar untuk kebutuhan sehari-hari ke sekolah. Menggunakan masker, menurut dia, lebih bersih karena menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah. Selain itu, menghindari debu di jalanan dan di sekolah.

Nadhira juga tidak lagi membeli masker di apotek yang harganya sudah mahal. Dia membeli masker di toko swalayan dalam kemasan, karena lebih murah dari apotek. Namun, terpaksa risikonya harus jauh membeli.

 

“Masker itu sudah jadi kebutuhan sehari-hari, karena kalau tidak pakai masker pernapasan serasa banyak debu dan penyakit,” ujar siswa SMA swasta di Bandar Lampung.

Dia menyesalkan pihak apotek yang menaikkan harga masker yang biasa murah menjadi mahal. Padahal, penggunaan masker lebih baik daripada tidak menggunakan untuk menjaga kesehatan tubuh dari penyakit, debu, dan bakteri lainnya.

Pengelola Apotek Medika Persada Bandar Lampung menyatakan, naiknya harga masker karena pasokan dari distributornya sudah mengalami kenaikan. Pihak distributor telah menaikkan harga karena permintaan masker belakangan ini meningkat dari biasanya.

“Stok kami sudah tipis juga, permintaan meningkat, dan pengiriman barang dari distributor juga sudah naik, terpaksa kami naikkan harga masker menjadi Rp 5.000 per lembar,” kata Winda, penjaga Apotek Medika tersebut.

Sedangkan para pegawai yang biasa menggunakan masker dengan harga Rp 1.000 dan Rp 1.500 per lembar, mengganti masker sekali pakai dengan masker kain yang dijual di pasar. “Daripada beli mahal-mahal, lebih baik beli sekali biar mahal bisa dicuci ulang,” ujar Yuli, pegawai di Pemprov Lampung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement