Selasa 25 Feb 2020 01:03 WIB

Menengok Kondisi Atap SMKN 24 yang Roboh

Perbaikan atap roboh itu diperkirakan memakan waktu sebulan.

Rep: Flori Sidebang / Red: Agus Yulianto
Petugas melihat kondisi ruang kelas yang ambruk di SMKN 24 Bambu Apus, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2020).
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Petugas melihat kondisi ruang kelas yang ambruk di SMKN 24 Bambu Apus, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atap dari salah satu bangunan sekolah SMK Negeri 24 Bambu Apus, Jakarta Timur roboh, Jumat (21/2) sekitar pukul 02.45 WIB. Bangunan yang terdiri dari dua lantai itu diketahui baru saja direnovasi pada tahun 2018 lalu. 

Berdasarkan pantauan Republika, kondisi kerusakan pada bangunan itu tidak terlalu terlihat dari depan sekolah. Hanya terdapat beberapa plafon yang rusak dan tiang-tiang baja ringan yang menjadi penyangga atap bengkok bahkan ada pula yang patah.

Di sekitar lokasi kejadian telah dipasang garis kuning-hitam untuk menghindari para siswa melintas di dekat sana. Beberapa petugas bangunan pun tampak mulai bekerja membersihkan sisa-sisa atap yang roboh di lantai dua itu. Seluruh meja dan kursi yang terdapat di ruang kelas itu pun telah dievakuasi ke lantai satu dan ditata di lorong sekolah. 

Saat berjalan menuju ke belakang bangunan, pemandangan yang berbeda sangat terlihat jelas. Puing-puing pecahan genteng masih berserakan. Tidak ada kegiatan belajar-mengajar (KBM) di ruang kelas yang atapnya roboh itu. 

photo
Kondisi ruang kelas yang ambruk di SMKN 24 Bambu Apus, Jakarta Timur, Jumat (21/2/2020).

Sementara itu, di lantai dasar bangunan, terdapat beberapa ruangan lainnya yang terdiri dari ruang jahit dan unit produksi bagi para siswa, ruang guru umum, dan sebuah minimarket (pusat bisnis). Sebagian besar ruangan itu tampak kosong, hanya terlihat beberapa guru dan siswa yang sesekali keluar-masuk ke minimarket. Bahkan, terdapat dua orang guru yang berjaga di lorong tersebut untuk mengingatkan para siswa tidak mendekat ke sekitar bangunan sekolah.

Kepala SMK Negeri 24 Bambu Apus, Tri Eriyani mengatakan, tidak ada korban jiwa saat atap gedung itu roboh. Meski demikian, Tri belum dapat memastikan penyebab robohnya atap tersebut. Dia menduga, hal itu disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur. 

"Kalau di sekolah, tahunya memang karena faktor alam ya. Kebetulan malam Jumat itu kan hujannya lebat banget ya disertai angin, jadinya runtuh. Itu kalau kami. Kalau secara spesifik kita kurang tahu," kata Tri kepada Republika, Senin (24/2).

Tri menuturkan, sehari setelah kejadian pihak kontraktor dan pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab sudah mengadakan rapat dan melakukan koordinasi. Bahkan, kata dia, hari itu juga puing-puing runtuhan telah dibersihikan agar tidak membahayakan para siswa maupun guru. 

Menurut Tri, pada tahun 2018, atap gedung itu selesai direnovasi. Sebelum renovasi, atap gedung sekolah juga menggunakan genteng. Namun, tidak memakai baja ringan sebagai penopangnya. 

Meski tidak ada korban jiwa, Tri menjelaskan, akibat atap roboh itu sebanyak 600 siswa pun harus melakukan KBM di ruang kelas lain. Sebab, sebanyak 17 ruangan yang terdiri dari ruang kelas dan laboratorium, sementara ini tidak bisa digunakan. Masing-masing kelas itu diisi oleh sekitar 36 siswa kelas X. 

"Yang terdampak itu ada delapan (kelas) itu runtuh betul. Kemudian ada empat (ruangan) tidak runtuh, tapi tidak bisa kami gunakan, dan berdampak lagi ada lima kelas, sehingga total semuanya ada 17 ruangan," papar Tri.

Meski demikian, Tri menjelaskan, insiden itu tidak mengganggu KBM. Ia mengungkapkan, seluruh siswa kelas X itu untuk sementara melakukan KBM di beberapa ruangan lainnya, seperti auditorium, termasuk ruang kelas XI.

Dia menyebut, saat ini, para siswa kelas XI sedang melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau magang selama enam bulan di luar sekolah. Sehingga ruangan kelas XI dapat digunakan sementara untuk menampung para siswa kelas X. 

"Kebetulan kan karena kelas XI-nya magang, jadi cepat mindahin. Sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak terganggu. Insya Allah, sebulan juga sudah kelar perbaikan atap roboh itu," tutur dia. 

Sementara itu, seorang siswi kelas X di SMKN 24 Bambu Apus bernama Putri mengatakan, ia tidak merasa terganggu meskipun saat ini belajar di ruang kelas yang lain. Dia pun berharap agar proses perbaikan pada atap roboh itu dapat segera selesai. 

Hal senada juga disampaikan oleh Berlian, siswi kelas X. Berlian mengaku, kegiatan belajar tidak terganggu walaupun ada insiden tersebut. "Semoga saja perbaikan atapnya bisa segera selesai dan hal yang sama tidak terulang lagi ke depannya," ucap Berlian. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement