Senin 24 Feb 2020 17:54 WIB

Khofifah Dorong Peningkatan Produktivitas Jagung Jatim

Jatim jadi kontributor terhadap pemenuhan suplai kebutuhan jagung nasional

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petani memikul tanaman jagung
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petani memikul tanaman jagung

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong agar produktivitas jagung sebagai salah satu produk andalan Jatim terus ditingkatkan. Terutama, karena Jawa Timur menjadi kontributor signifikan  terhadap pemenuhan suplai kebutuhan jagung nasional.

Khofifah menjelaskan, dalam rentang Januari hingga April 2020, produksi jagung di Jawa Timur diprediksi mencapai 2.465.390 ton. Adapun potensi konsumsi untuk pangan, pakan, dan industri sebesar 840.908 ton pipilan kering jagung. Sehingga, potensi surplus jagung pada kuartal I tahun 2020, mencapai 1.624.482 ton pipilan kering jagung. Di 2019, Jawa Timur juga surplus jagung 4.384.009 ton.

"Jagung merupakan salah satu komoditas andalan Jawa Timur, yang juga menjadi kontributor untuk ketersediaan jagung secara nasional. Maka kita terus mendorong produktivitas tanaman jagung kita. Terutama karena jagung ini adalah 50 persen komponen utama pakan ternak ayam," kata Khofifah di Surabaya, Senin (24/2).

Khofifah mengatakan, kebutuhan pasar untuk jagung di Jawa Timur maupun Indonesia cukup besar. Belum lagi, kebutuhan ekspor yang juga sudah mulai terbuka pasarnya. Maka dari itu, dia berharap produksi jagung sebagai salah satu produk andalan Jatim bisa terus ditingkatkan.

Khofifah juga secara khusus mengapresiasi Perhutani yang bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) serta Kelompok Tani Hutan (KTH). Karena menurutnya, dengan adanya kerja sama antara pihak-pihak tersebut akan dapat meningkatkan suplai jagung ataupun komoditas lainnya tanpa mengganggu ekosistem dari hutan lindung.

"Artinya kerjasama di antara elemen-elemen LMDH, KTH juga berbagai kelompok masyarakat tani hutan dengan Perhutani menjadi penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani hutan di pelosok daerah dengan tanpa mengganggu dari hutan lindung itu sendiri," ujar Khofifah.

Khofifah berharap, kerja sama yang melibatkan LMDH, KTH, dan pihak terkait lainnya di berbagai daerah, bisa terus dikembangkan. Pasalnya, kegiatan ini bisa mendorong potensi ekspor Jawa Timur. Seperti yang dilakukan Perhutani di Ngajuk. Dimana mereka menggandeng LMDH untuk penanaman porang.

"Porang itu hanya bisa tumbuh di bawah tegakan-tegakan di  hutan, sehingga memang harus di tengah hutan dan ini pasar eksportnya luar biasa, hampir seratus persen produksi  porang kita eksport, pasar untuk Jepang luar biasa, pasar untuk Tiongkok juga luar biasa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement