REPUBLIKA.CO.ID, Kecanduan gadget bisa menimpa siapa saja. Tidak memandang status sosial, profesi, maupun usia. Apabila sudah timbul rasa cemas bila berjauhan dengan gadget, atau lebih sering bermain gadget daripada hal-hal bermanfaat lainnya, hal itu merupakan salah satu tanda bahwa seseorang sudah kecanduan.
Demikian disampaikan oleh Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) saat memberikan penyuluhan tentang “Bahaya Kecanduan Gadget dan Antisipasinya” kepada masyarakat di Rusun II Karet Tengsing, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2).
Lebih jauh Azimah menyampaikan, kini banyak orang yang lebih peduli pada gadgetnya (baca: smartphone) ketimbang pasangan (suami/istri) atau anak-anaknya. Bahkan, kesehatan dan keamanan dirinya sendiri.
“Melalui pemberitan kita pernah mendengar ada anak balita tercebur kolam, karena pengasuhnya asyik main HP. Ada juga kecelakaan kendaraan bermotor, akibat sang pengendara mengemudi sambil menggunakan HP. Atau orang dewasa yang rela memakai popok hanya agar tidak perlu pergi ke toilet, sehingga bisa bermain game online berjam-jam tanpa jeda," ujar Azimah yang juga pembicara tetap di program Parenting Line, Bravos Radio, Jakarta, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Senin (24/2).
Untuk itu, Azimah mengajak, para peserta penyuluhan untuk mengintrospeksi diri terutama dalam hal penggunaan gadget sehari-hari. Kemudian, bila dirasa berlebihan, maka mau melakukan diet dan detoks gadget sebagai antisipasinya.
Ciri-ciri anak kecanduan gadget.
“Diet gadget adalah upaya kita untuk melakukan pembatasan waktu penggunaan gadget, dan menggunakannya dengan bertujuan yaitu hanya untuk yang penting dan bermanfaat, serta mengurangi/menghapus aplikasi-aplikasi yang kita rasa banyak menyita waktu kita,” ujar penulis buku ‘Diet dan Detoks Gadget’ ini.
Sementara itu, detoks gadget adalah upaya seseorang untuk benar-benar tidak menggunakan gadget selama waktu tertentu. “Layaknya orang yang sedang berpuasa, detoks gadget bermanfaat bagi kita untuk menemukan kembali privasi kita, membuat tidur kita lebih berkualitas, dan hubungan sosial kita menjadi lebih baik,” imbuh Azimah.
Tentunya program diet dan detoks gadget ini akan optimal hasilnya bila dilakukan atas kesadaran sendiri. Terutama untuk mengubah perilaku menggunakan gadget yang semula serampangan, menjadi lebih teratur dan bijaksana.
“Untuk keberhasilan program diet dan detoks gadget ini di rumah, peran orangtua untuk menjadi teladan sangat penting; sedangkan di sekolah guru harus lebih berperan memberi contoh yang baik dalam penggunaan gadget ketimbang hanya perintah verbal semata,” ujar Azimah yang juga fasilitator sistem perlindungan anak.
Pada kesempatan yang sama, Nurwahid, Ketua RT 12 Rusun Karet Tengsin II, Jakarta Pusat, menyatakan, selama ini miris melihat anak-anak muda yang notabene masih pelajar berjam-jam menggunakan HP di kedai-kedai dekat rusun. Tak jarang pada pagi hari sebelum berangkat sekolah, siang hari sepulang sekolah, hingga malam hari, anak-anak remaja itu asyik bermain HP.
"Saya ingin menegur orangtuanya, namun kurang paham mulainya darimana. Untuk itu, dengan adanya penyuluhan dari Perhimpunan MTP ini, sangat membantu kami dan warga di rusun ini untuk lebih peduli lagi terutama untuk membatasi penggunaan HP hanya untuk yang penting dan bermanfaat,” ujar Nurwahid.
Sementara itu, Ustadz Sutrisno MERASA, bersyukur bisa ikut dalam penyuluhan ini, dan berjanji akan juga menyampaikannya kepada para jama’ahnya yang kebetulan tidak hadir. “Saya sering mengisi pengajian dan juga khutbah jum’at di masjid-masjid sekitar rusun ini. InsyaAllah pesan tentang bahaya kecanduan gadget ini akan juga saya sampaikan ke jama’ah saya dalam kesempatan tersebut, “ujar Sutrisno.
Kegiatan penyuluhan yang dihadiri warga RT 12 dan RT 13 di RW 07 Rusun Karet Tengsin ini terselenggara atas kerjasama Perhimpunan MTP, Dompet Dhuafa dan Penerbit Mizan. Pada kesempatan tersebut Perhimpunan MTP juga membagikan buku ‘Diet & Detoks Gadget’ kepada peserta sebagai hadiah pada 10 orang yang bisa menjawab kuiz terkait materi penyuluhan yang disampaikan sebelumnya.