Senin 24 Feb 2020 07:09 WIB

Ratusan Anak Kanker di Yogya Peringati Hari Kanker Sedunia

Kegiatan ini untuk membantu anak-anak dari trauma healing pascamelakukan kemoterapi.

Rep: my28/ Red: Fernan Rahadi
Acara Temu Survivor Penyandang Kanker Anak yang bertajuk “Bersama Kita Wujudkan Kebahagiaan dan Harapan” itu digelar di XT Square Yogyakarta, Sabtu (22/2).
Foto: Hilyatul Asfia
Acara Temu Survivor Penyandang Kanker Anak yang bertajuk “Bersama Kita Wujudkan Kebahagiaan dan Harapan” itu digelar di XT Square Yogyakarta, Sabtu (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 15 Februari lalu menuntun Yayasan Astagina bekerja sama dengan lintas komunitas lainnya mengadakan kegiatan “Acara Temu Survivor Penyandang Kanker Anak”.

Kegiatan yang bertajuk “Bersama Kita Wujudkan Kebahagiaan dan Harapan” itu digelar di XT Square Yogyakarta, Sabtu (22/2).

Ketua Yayasan Astagina, Inung Rahmawati mengatakan kegiatan ini ditujukan membantu anak-anak dari trauma healing pascamelakukan kemoterapi dan sebagainya. “Agar anak-anak merasa di-support untuk bangkit dan memiliki semangat melawan penyakitnya, ”ujar Inung kepada Republika.

Inung menjelaskan pihaknya mencoba memberikan edukasi para penyintas kanker dan keluarganya berkaitan dengan penangan kanker yang tepat.  “Selama ini, tidak sedikit para penyintas kanker yang mendengarkan perkataan orang lain justru bukan dari dokter," katanya.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama yang melibatkan komunitas lain dengan mengikutsertakan 120 anak penyintas kanker dari dalam dan luar Kota Yogyakarta.  Menurut Inung, kebanyakan dari mereka juga tinggal dirumah singgah, sehingga dapat dengan mudah mengikuti kegiatan ini. 

“Adanya transportasi yang disediakan sehingga mempermudah para peserta untuk mengikuti kegiatan ini,” tutur Inung. 

Sementara itu, Pembina Yayasan Astagina, Sri Mulatsih, mengungkapkan bahwa mayoritas penyintas kanker tersebut tergolong kanker darah. 

Sri Mulatsih yang juga merupakan Dokter Pediatric Hemato-oncologist RSUP Dr Sardjito ini mengatakan Yayasan Astagina bermaksud mengawal dan memfasilitasi para relawan agar dapat berbagi dengan anak-anak kanker. 

Dalam kesempatan itu, Sri menguungkapkan bahwa setidaknya, terdapat beberapa persoalan yang dihadapi anak pengidap kanker dan orang tuanya. “khususnya bagi mereka yang berasal dari luar daerah kota Yogyakarta," ungkap Sri. 

Pertama, menurut Sri ialah persoalan tempat tinggal. Inilah alasan mengapa ada rumah singgah. Kedua, perihal biaya hidup sebab biasanya orang tua akan kehilangan pekerjaan dan secara otomasi juga menurunkan pendapatan perekonomiannya.  “Sedangkan yang ketiga ialah pendidikan sekolah bagi para penyintas kanker yang tinggal di yayasan, hal ini yang sedang kami usahakan,” Jelas Sri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement